Para peneliti di Washington State University (WSU), akhirnya bisa memecahkan tantangan utama perjalanan menuju luar angkasa masa kini. Yakni bagaimana cara menyimpan dan memindahkan bahan bakar ke mesin roket. Hal ini, mereka mengaku sangat terinspirasi dengan bentuk dari origami.
Dengan mengembangkan kantong bahan bakar plastik lipat yang tidak akan mengalami retak pada suhu superdingin. Kantong ini diharapkan suatu hari nanti dapat digunakan untuk menyimpan dan memompa bahan bakar.
Hasil ini berdasarkan dari penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Cryogenics yang dipimpin oleh mahasiswa Pascasarjana Kjell Wstra dan Jake Leachman, profesor di School of Mechanical and Materials Engineering.
Pengelolaan bahan bakar telah menjadi tantangan utama dalam perjalanan ke luar angkasa. Pada periode awal program luar angkasa AS tahun 1960-an dan 1970-an sendiri, para peneliti disana sudah mencoba mengembangkan balon bundar. Gunanya untuk menyimpan dan memompa bahan bakar idrogen cair.
Namun, pada waktu itu, mereka mengalami kegagalan. Balon yang dipakainya mengalami kebocoran atau pecah saat para peneliti mencoba memerasnya pada suhu yang superdingin. Dalam hal ini, suhu sendiri sangat berperan penting, karena sebagai bahan bakar ketika di luar angkasa.
Inspirasi ini muncul ketika Westram menemukan sebuah makalah di mana para peneliti mengembangkan kanting bahan bakar berbasis origami. Karena ini lah peneliti dari Westram mulai mempelajarinya pada tahun 1980 dan 1990 an.
Diketahui bahwa lipatan pada origami menyebarkan tekanan pada material, sehingga tidak mudah robek. Westra dan rekannya mulai mencoba eksperimen dengan menggunakan lembaran plastik Mylar yang tipis. Di laboratorium Hydrogen Properties for Energy Research, mereka memutuskan penggunaan design.
Karena menjadi penelitian pertamanya mengenai origami, dan sama sekali belum pernah bersinggungan, mereka melakukan percobaan sampai beberapa kali. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam projek penelitian tersebut.
Selanjutnya, ketika kantong plastik berhasil dilipat, mereka mengujinya dengan dimasuki nitriogen cair pada suhu sekitar 77 derajat Kelvin atau -196,15 derajat Celcius. Pada tahapan ini, para peneliti menemukan bahwa kantong ini bisa diperas hingga 100 kali tanpa mengalami kebocoran atau pecah, walaupun dalam kondisi dingin.
Tingkat berikutnya, ketika sudah menemukan hasil bahwa kantong plastik tidak akan pecah dalam kondisi suhu dingin. Maka para peneliti perlu melakukan pengujian dengan hidrogen cair. Untuk menilai sebarapa baik kantong dapat menyimpan dan mengeluarkan bahan bakar dan membandingkan laju alirannya dengan sistem saat ini.
Riska Apriliza
KOMENTAR