Semenjak usia dini, Nizar mulai mengekspresikan emosi dan pikirannya melalui puisi. Ia mulai menulis puisi sejal usia 16 tahun dan dia menerbitkan buku pertamanya pada usia 19 tahun. Sastrawan Arab modern terbesar yang telah banyak melahirkan berbagai karya sastra dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia. Berikut lima puisi Nizar Qobbani yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
“Ketika Aku Mencintaimu”:
Ketika aku mencintaimu
Bahasa baru rekah
Kota-kota baru, negeri-negeri baru terjelajahi.
Waktu bernafas bagai anak anjing,
Biji gandum tumbuh antara halaman buku,
Burung-burung terbang dengan sepasang lebah madu dari kerling matamu
Rombongan kafilah membawa ramuan India, datang dari sepasang payudaramu
Buah mangga berjatuhan, hutan-hutan menyimpan unggunan api
Dan berbunyilah drum orang-orang Nubi.
Ketika aku mencintaimu, payudaramu berguncang menahan malu,
Berubah jadi halilintar dan petir, jadi pedang, jadi badai pasir
Ketika aku mencintaimu, kota-kota Arab melonjak-lonjak dan berdemonstrasi
Melawan zaman represi
Dan zaman-zaman pembalasan melawan hukum adat.
Dan aku, ketika aku mencintaimu
Berlari melawan kebobrokan
Melawan raja lautan,
Melawan institusi-institusi gurun pasir.
Dan aku akan terus mencintaimu sampai tiba banjir dunia
Aku akan terus mencintaimu sampai tiba banjir dunia.
“Pelajaran Menggambar”
Anakku meletakkan buku gambarnya di depanku
dan memintaku menggambar tangkai gandum
Aku meraih pensil
dan menggambar sepucuk senapan
Anakku mencelaku,
ia berseru dengan gaya seorang ahli:
“Tidakkah kau tahu, Ayah, beda antara
tangkai gandum dan senapan?”
Kukatakan kepadanya,
“Anakku, kita pernah tahu
bentuk tangkai gandum
bentuk sekerat roti
dan mawar-mawar.
Tapi pada masa segenting ini
pohon-pohon hutan telah bergabung
dengan para tentara
sedangkan mawar-mawar
mengenakan seragam yang kusam.
Ketika tangkai gandum telah jadi senjata
ketika burung-burung bersenjata
budaya bersenjata
dan agama bersenjata
kau tak bisa membeli roti
tanpa menemukan peluru di dalamnya
kau tak bisa memetik mawar
tanpa durinya melukai wajahmu
kau tak bisa membeli sebuah buku
yang tak akan meledak di antara jari-jarimu.
"Bahasa"
Bila seorang lelaki jatuh hati
Mungkinkah terucap kata-kata purba?
Mestikah seorang perempuan
Hendaki kekasihnya
Terbaring
Antara tata bahasa dan ahli bahasa?
Tak ada yang kuucap
Pada perempuan tercinta
Kecuali pertemuan
Cinta adalah kata sifat yang menyelinap ke dalam koper
yang melarikan diri dari semua bahasa.
"Cahaya Lebih Penting Dari Lentera"
Cahaya lebih penting dari lentera
Puisi lebih penting dari buku catatan
Dan ciuman lebih penting dari bibir.
Suratku padamu
Lebih agung dan lebih bermakna dari kita berdua.
Tak lebih dari surat-surat perjalanan
Tempat orang-orang akan jelajahi
Kecantikanmu
dan juga kegilaanku.
"Ku Taklukan Dunia Dengan Kata-Kata"
Kutaklukan dunia dengan kata-kata,
Kutaklukan bahasa ibu,
verba, kata sifat, kalimat.
Kuhapus permulaan segala ihwal
Dan dengan bahasa baru
Yang penuh alunan irama air, pesan dari api
Kuterangi abad yang akan tiba
Dan kuhentikan waktu di sepasang matamu
Dan kuseka baris
Yang memisah
Waktu dari masa kini
KOMENTAR