"This is not a cartoon. This is real world!" Perkataan Elijah Price, si jenius yang menyebut dirinya Mr. Glass. Ia merupakan salah satu tokoh dalam film "Glass" yang menjadi akhir dari trilogi superhero dari M. Night Shyamalan. Film "Unbreakable" pada tahun 2000 dan "Split" (2017) menjadi kisah yang menarik mengenai tiga tokoh yang menganggap dirinya makhluk luar biasa.
Selain Elijah, ada David Dunn yang beramsumsi bahwa dirinya pahlawan, juga Kevin Wendell Crumb manusia dengan 24 kepribadian yang berbeda. Kisah mereka dalam Glass dimulai sejak usaha David untuk menyelamatkan gadis-gadis yang diculik oleh Kevin. Mereka bertemu dalam satu ruangan dan saling menghajar menganggap diri mereka kuat. Sayang, mereka tertangkap oleh Dr. Ellie, seorang Psikiater yang percaya kekuatan super itu tidak penah ada.
Dr. Ellie dibantu aparat keamanan membawa David dan Kevin ke rumah sakit jiwa dengan penjagaan yang ketat. Nyatanya tempat itu malah mempertemukan mereka dengan Mr. Glass, Elijah. Kemampuan Dr. Ellie untuk memberikan sugesti kepada ketiga tokoh bahwa tidak ada sisi spesial dalam diri mereka membuat Elijah turun aksi. Ia percaya bahwa keistimewaan itu ada, dan semua telah diatur dalam skenarionya.
Berakhir sedikit menegangkan, ketiganya bertemu dalam satu tempat. Saling beradu, Elijah dengan kursi rodanya mengontrol arah cerita Kevin dan David layaknya koleksi komik yang ia baca. Semua nampak nyata dalam pikirannya. Mereka sama-sama menganggap semua itu nyata. Sedangkan Dr. Ellie bersama kerabat dekat ketiga tokoh berusaha menyadarkan psikologis mereka yang dianggap terganggu.
Nyatanya kasus bipolar (kepribadian ganda) tidak hanya terjadi di film. Salah satunya dialami oleh Anastasia Wella, seorang perempuan yang memiliki sembilan karakter yang berbeda pada dirinya. Ia mengidap Dissociative Identity Disorder (DID). Kebiasaan ini muncul ketika ia menghadapi suatu masalah, merasa dalam ancaman, atau keadaan sulit. Warga Indonesia yang pertama kali ditemukan memiliki 9 karakter ini menjadi perbincangan. Namun tidak membuat ia putus asa untuk sembuh.
Beberapa orang mampu mengendalikan pikirannya, beberapa yang lain dikendalikan olehnya. Segala sesuatu yang terjadi entah itu baik atau buruk, pikiran itulah yang membuatnya seperti itu. Seperti halnya dalam kisah di atas, kekuatan besar yang terdapat pada diri tokoh berasal dari pikiran mereka yang begitu kuat menganggap dirinya superhero. Pun yang terjadi pada kehidupan nyata.
Apa yang kita rasakan dan kita alami sejatinya berasal dari pikiran sendiri. Segalanya tentang hidup kita, berhasil atau gagal. Hidup merupakan perjuangan bagi setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda. Adakalanya kita menghadapi kekecewaan, frustasi, dan berbagai masalah kehidupan. Manusia seringkali secara tidak langsung menyalahkan orang lain atas apa yang dialami, padahal tanpa disadari pikiran kitalah yang menentukan akan bagaimana dan seperti apa perilaku kita.
Ketika kita berpikir bahwa hidup itu sulit, maka kesulitan itu pula yang akan menghantui pikiran kita sendiri. Bagaimana kita mengatasi tantangan sehari-hari dan juga cara kita menyelesaikan masalah itupun menjadi cerminan bagi pikiran kita. Lebih singkatnya, kita dapat menggunakan kekuatan pikiran kita dengan mengubah cara berpikir, yang akhirnya akan mengubah bagaimana kita merasakan sesuatu atau bahkan berperilaku.
Seorang penyair asal Inggris, John MIlton pernah menuliskan tentang kekuatan pikiran. Menurutnya, pikiran itu amatlah perkasa, bisa membuat neraka seperi surga, dan surga seperti neraka.
Namun, apakah kita pernah menyadari kekuatan pikiran itu? Nyatanya kita seringkali tidak sadar jika kitalah yang membuat pikiran itu. Menganggap bahwa pikiran itu terjadi begitu saja. Demikian besar kekuatan pikiran yang sesungguhnya. Hal yang selama ini kita abaikan.
[Devia]
KOMENTAR