Semarang, IDEAPERS.COM - Tujuh bulan memberlakukan perkulihan online, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang masih ribet terkait praktik pembelajaran jarak jauh. Tidak hanya mahasiswa yang merasakan repotnya kuliah online, sebagian dosen juga merasakan kendala yang sama.
Seperti yang terjadi di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum). Beberapa dosen mengaku sistem perkuliahan online yang berlangsung masih belum efektif sebagai media transfer pengetahuan.
Ridin Sofwan salah satu dosen Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) mengatakan bahwa perkuliahan online selama ini tidak efektif untuk mengawasi partisipasi mahasiswa di dalam kelas virtual. Selain itu, waktu untuk akses gratis aplikasi yang digunakan pun terbatas.
"Harus joint berulangkali, waktu banyak yang terbuang, dan mahasiswa susah diawasi," ungkapnya pada kru IDEAPERS.COM.
Ia juga menuturkan kendalanya saat memasuki masa akhir perkuliahan. Terutama ketika membuat soal-soal ujian beserta jawabannya.
"Soal-soal tidak bisa dibuat esay dengan jawaban terurai. Terpaksa dibuat soal dengan jawaban pilihan," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Didung, salah satu dosen Jurusan Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI). Sebenarnya ia merasa tidak ada kendala yang berat selama perkuliahan berlangsung. Kecuali, keluhannya terkait pembelajaran praktik.
"Kendalanya kurang bisa maksimal untuk pembelajaran praktik," ungkapnya.
Meski begitu, tidak semua dosen di FUHum mengaku kesulitan yang sama. Beberapa dosen mengaku sudah terbiasa dengan sistem perkuliahan online. Seperti yang dialami salah satu dosen Tasawuf dan Psikoterapi (TP), Atun.
"Mau nggak mau kita harus melakukannya secara digital, karena di era pandemi ini kita melakukan pembelajaran jarak jauh," ujarnya kepada Kru IDEAPERS.COM.[Rep.Mita,Dian,Syifa,Alimi/Red.Me]
KOMENTAR