Berpelukan atau mendapat pelukan dari orang yang kita sayang seperti keluarga, teman, sahabat ternyata secara tak sadar menjadikan hati lebih tenang. Apalagi ketika hati dilanda gelisah, galau, dan merana. Selain memberikan ketenangan, berpelukan dapat menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang.
University of North Carolina, Chapel Hill melakukan penelitian terkait pengaruh berpelukan. Hasil penelitian menunjukkan, peserta yang tidak kontak fisik dengan pasangan mempunyai kondisi jantung lebih cepat daripada yang mendapatkan pelukan atau kontak fisik bersama pasangannya. Penelitian tersebut membuktikan pelukan bermanfaat menenangkan hati seseorang.
Hormon yang terletak di dalam hipotalamus otak manusia ini, mampu menjadikan tubuh terasa lebih aman, nyaman, hingga membuat perasaan bahagia. Perasaan bahagia inilah yang mampu meredakan stres. Terutama bagi seseorang dengan suasana hati dan sikap mudah berubah-ubah (moody), pelukan termasuk jurus jitu menaklukkan hatinya. Tak heran bila hormon ini disebut sebagai "Hormon Cinta".
Paul Zak seorang ahli oksitosin terkenal di dunia mengemukakan, pada dasarnya oksitosin ialah hormon yang telah lama dikaitkan dalam proses melahirkan dan menyusui. Tetapi hormon ini juga berperan penting mengenai perasaan seseorang. "Semakin tinggi oksitosin, semakin tinggi kebahagiaan kamu," jelas Zak.
Sebuah studi telah menemukan manfaat positif oksitosin paling kuat pada wanita yang menjalin hubungan asmara harmonis, terlebih cenderung sering berpelukan bersama pasangan. Efek positif oksitosin terhadap wanita terdapat juga ketika menggendong anak mereka. Nah, anak yang kerap dipeluk sedari kecil, memiliki simptom stres lebih rendah dibanding jarang dipeluk oleh orangtuanya.
Penelitian lain mengatakan bahwa berpelukan dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan hormon stres norepinefrin. Karena disebabkan oleh hormon oksitosin yang membuat rileks pada pembuluh darah.
Penelitian jurnal Psychological Science turut menyebutkan bahwa berpelukan mampu mengurangi ketakutan akan kematian, meningkatkan kepercayaan diri serta menguatkan keberanian secara signifikan.
Selaras dalam hal tersebut, para peneliti Carnegie Mellon University telah menguji 404 orang dewasa sehat, mengenai efek support sosial menerima pelukan terhadap serangan virus penyakit. Hasilnya penerima dukungan sosial atau penerima pelukan mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Efek support menerima pelukan dapat mengakibatkan seseorang memiliki daya tahan tubuh lebih kuat. Namun di masa pandemi wabah Covid-19 ini, sebaiknya dihindari terlebih dahulu untuk mencegah penyebarannya. Masih banyak pula cara lain untuk memberi dukungan serta menenangkan hati orang lain.
[Rida]
KOMENTAR