gambar: noahstarr.com |
Lihat saja smartphone. Ponsel pintar itu kini tak bisa lepas dari genggaman manusia. Setiap orang telah terborgol oleh ponsel pintar itu. Tidak jarang manusianya kewalahan dalam menggunakan ponsel pintar itu. Kalau seperti itu, siapa yang lebih pintar, ponsel atau manusianya? Siapa yang hamba dan siapa yang tuan?
Data survei APJII 2017 menunjukkan, 50,08% penduduk Indonesia memiliki perangkat telepon, entah itu smartphone maupun tablet. Hal itu mengindikasikan, setengah lebih dari penduduk Indonesia tidak bisa lepas dari ponsel pintar. Tidak hanya masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan pun sudah mengenal dengan yang namanya smartphone.
Internet
Adanya smartphone tidak bisa lepas dengan internet. Awal mulanya internet hanya difungsikan untuk komputer saja, namun seiring perkembangan teknologi, muncullah smartphone. Ponsel yang dulunya hanya digunakan untuk bertukar pesan dan pemberi kabar, kini telah bertranformasi menjadi lebih pintar. Bisa mengakses informasi dari seluruh dunia, dengan bantuan internet.
Mayoritas masyarakat menggunakan smartphone untuk mengakses internet. Karena lebih praktis dan bisa dibawa kemana-mana. Ukurannya yang tidak terlalu besar dan muat dalam genggaman menjadikan smartphone seolah-olah tidak bisa lepas dari tangan.
Pemanfaatan internet menggunakan smartphone beragam, mulai dari chatting, nonton film, main game, hingga online shop. Banyak pengusaha-pengusaha mulai memanfaatkan internet dalam interaksi perekonomian. Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk cepat beradaptasi dan menyesuaikan diri. Jika tidak, kereta cepat yang bernama teknologi akan terus melaju meninggalkan manusia.
Hampir di semua bidang kini memanfaatkan smartphone dan internet. Ingin makan, tinggal delivery online. Ingin bepergian, tinggal klik aplikasi ojek online atau pesan tiket online. Ingin berbelanja, kini toko online sudah banyak jumlahnya.
Di sisi lain, internet menjadi candu bagi manusia. Kemudahan mengakses internet membuat manusia ketagihan dan ingin terus mengonsumsinya. Kecanduan ini menjadikan manusia lupa diri dan lupa waktu.
Borgol Smartphone
Semacam pisau bermata dua, smartphone bisa menjadi senjata yang menyerang penggunanya. Smartphone yang seharusnya menjadi alat kini malah memperalat manusia. Jika seperti itu, siapa yang hamba dan siapa yang tuan?
Di zaman teknologi ini, telah nampak manusia yang diperalat oleh alatnya. Dikuasai teknologinya. Dipermainkan permainannya. Manusia seolah kehilangan jatidirinya sebagai manusia. Bagaimana mungkin, manusia yang menciptkan alat justru diperalat oleh alatnya sendiri?
Smartphone menjelma menjadi borgol rantai yang terikat dalam diri manusia. Manusia merasa hampa jika sedikit saja tak memegang smartphone. Data APJII menunjukkan 65,98% penduduk Indonesia mengakses internet setiap harinya, terbanyak melalui smartphone. Kini, smartphone menjadi salah satu kebutuhan primer manusia selain sandang dan pangan.
Apa yang diungkapkan Kim J. Vicente rasanya nyata sekarang. "Teknologi – dengan segala janji dan potensinya – telah menjadi jauh di luar kendali manusia yang mengancam masa depan umat manusia". Teknologi menjadi bumerang yang menyerang si tuannya sendiri. [Zain]
KOMENTAR