![]() |
Pedagang berjualan di even Wisuda UIN Walisongo, Rabu (20/11/19) |
Suri menjadi salah satu pedagang dalam wisuda tersebut. Pedagang sosis asal Indaprasta, Semarang, itu kecewa dengan sistem kelola penyewaan lapak. Hal itu lantaran penataan lapak tidak sesuai dengan denah lokasi yang telah diberikan.
"Kemarin kan ngedrop barang. Di denah harusnya 31 atas tapi setelah sampai lapangan jadi 31 bawah," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Wisudawan Thailand, Pertama Kuliah di UIN Walisongo Hanya Diam
Menurutnya, posisi lapak dapat menentukan pembeli. Sementara ia mendapatkan lapak dengan posisi yang jauh dari lokasi wisuda.
"Kalau posisi stan saya di lingkup dalam, pembeli susah," kata Suri.
Ia melanjutkan, harga sewa lapak saat wisuda UIN Walisongo yang berjumlah Rp. 225.000 terlalu mahal baginya. Sedangkan di tempat lain, kata Suri, cukup membayar Rp. 50.000.
"Kalau di luar paling cuma bayar kebersihan aja 50 ribu, sedangkan di sini satu hari sewa aja 225 ribu," ujarnya kepada kru IDEAPERS.COM, Rabu (20/11/19).
Baca Juga: Berikut Daftar 15 Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Periode November 2019
Suri mengaku sering berjualan saat even wisuda di beberapa kampus Semarang. Selain UIN Walisongo, ia juga pernah berjualan di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Islam Sultan Agung (Unisulla).
Ia mengatakan, sistem kelola penyewaan lapak dagang UIN Walisongo berbeda dengan kampus lain. Di UIN Walisongo, pedagang harus membayar dahulu baru bisa mendapatkan lokasi.
"Kalau di Unisulla cari tempat baru bayar, UNNES masuk dulu baru bayar, kalo UIN daftar dulu," ujar perempuan berusia 40 tahun itu.
Baca Juga: Tidak Dapat Transit, Wali Wisudawan asal Demak Telantar 4 Jam
Terkait keuntungan, Suri menjelaskan, keuntungan saat wisuda ditentukan dengan jumlah mahasiswa yang diwisuda. Namun ia tetap mensyukuri hasil yang diperoleh.
"Perbandingan wisuda dari kemarin sama sekarang sih keuntungannya standar. Semakin banyak mahasiswa yang wisuda kan uang jemput juga semakin banyak. Tapi ya hasil sedikit maupun banyak tetap bersyukur," kata Suri. [Rep. Faila/ Red. Mahfud]
KOMENTAR