![]() |
Akurat.co |
Maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awwal. Tahun ini tepat hari Sabtu, 9 November 2019. Mengiringi momen tersebut, perayaan sebagai wujud kebahagiaan atas Nabi Akhiruz zaman ini menjadi lumrah dan meriah di berbagai daerah.
Kultur berbeda setiap daerah membuat perayaan ini menjadi unik dan berkesan. Hal ini tidak terlepas dari budaya yang tumbuh berakar selama berabad-abad dan di-'uri-uri'. Sehingga dapat bertahan sampai masa kini.
Dilansir dari beberapa sumber, intip yuk beberapa tradisi unik perayaan maulid Nabi
1. Grebeg Maulud
Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram yang awet hingga sekarang. Tradisi ini berupa grebeg yang artinya mengikuti dan Maulud adalah peringatan kelahiran itu sendiri. Warga keraton akan keluar mengikuti para pembesar keraton beserta Sultan untuk berjalan mengikuti arak-arakan menuju Masjid Agung. Di sana puncak perayaan Maulid Nabi akan dilaksanakan.
Tradisi ini tidak tangan kosong. Gunungan tumpeng lengkap dengan peralatan upacara turut di bawa dalam kirab menuju Masjid Agung. Lalu, diakhir acara akan dibagikan kepada para warga sebagai wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ngalungsur Pusaka
Pernah mendengar nama Raden Kian Santang? Nah, tradisi ngalungsur pusaka ini ditujukan untuk menghormati beliau dalam perjuangannya menyiarkan agama Islam di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tradisi ini berupa penyucian benda-benda pusaka miliknya dengan air bunga-bunga dan minyak wangi supaya awet tidak karatan.
Penyucian pusaka ini disaksikan warga sekitar. Acara tersebut biasa di gelar di Kampung Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan. Biasanya difokuskan di tempat-tempat ziarah para wali.
3. Kirab Ampyang
Ampyang adalah sebutan untuk nasi campur kerupuk di daerah Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah. Makanan ini dibungkus dengan daun pisang lalu dibuat gunungan dan dikirab di depan Masjid Wali at-Taqwa.
Awalnya, tradisi ini menjadi media dakwah agama Islam pada masa Ratu Kalinyamat dan suaminya Sultan Hadirin. Kemudian tradisi ini tetap dijalankan untuk menghormati perjuangan mereka.
Di akhir kirab, gunungan ampyang tadi didoakan oleh Ulama' untuk kemudian dibagikan. Ampyang yang sudah doakan ini dipercaya dapat menambah keberkahan.
4. Maudu Lampoa
Maudu Lampoa Cikoang berasal dari bahasa Makassar. Yup! Benar. Tradisi ini berasal dari Cikoang, Takalar, Sulawesi Selatan. Tradisi ini adalah perpaduan dari unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan yang digelar setiap tahun di bulan Rabiul Awal berdasarkan Kalender Hijriah. Diawali dengan mandi di bulan Safar dan persiapan lain selama 40 hari sebelum puncak Maulid Nabi.
Saat hari H perayaan Maudu Lompoa, masyarakat Cikoang akan memakai pakaian adat dan berjalan beriringan sambil memikul julung-julung. Julung-julung tersebut berisi telur hias, ayam, beras dimasak setengah matang, beras ketan, mukena, kain khas Sulawesi serta aksesoris lainnya. Uniknya, julung-julung dilengkapi dengan kibaran kain khas Sulawesi warna-warni seperti bendera di atas perahu. Julung-julung diletakkan di depan semua orang dan diperebutkan.
5. Bungo Lado
Bungo dalam bahasa Padang berarti bunga, sedangkan lado berarti cabai. Lengkapnya, bungo lado merupakan pohon hias berdaunkan uang atau pohon uang kertas berbagai nominal. Tradisi Bungo Lado ini milik warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Pohon uang tadi akan dikumpulkan setiap warga untuk membangun rumah ibadah di daerah itu. Baik warga setempat ataupun perantauan. Uang yang terkumpul biasanya mencapai puluhan juta, penggunaannya ditujukan sebagai rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang sudah diberikan.
6. Walima
Walima merupakan tradisi khas Gorontalo. Tradisini ini berupa penyajian aneka macam kue seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat.
Sesampainya di sana, susunan kue tersebut akan didoakan sesepuh setempat dan dibagikan kepada warga untuk dibawa pulang. Seperti tradisi lain, hal-hal yang sudah didoakan dianggap membawa berkah masing-masing.
Walima ini sudah ada sejak abad ke XVII, di awal Gorontalo mengenal Islam. Tradisi ini diwariskan antar generasi hingga saat ini. Semua perayaan itu adalah bentuk rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.
Itulah enam tradisi unik ekspresikan maulid Nabi Muhammad SAW. Lalu, tradisi unik apa yang ada di daerahmu saat Maulid Nabi? [Adha]
KOMENTAR