Semarang, IDEAPERS.COM - Pakar Filsafat Sosial dan Politik , Donny Danardono ungkapkan akar kematian nalar berpolitik masyarakat Indonesia. Menurut Donny, akar dari kematian nalar masyarakat Indonesia berasal dari smartphone.
"Share, share, dan share tanpa melihat kebenaran. Ini sudah menjadi budaya masyarakat kita," ujar Donny dalam Bedah Majalah IDEA Edisi 42 yang berjudul "Pesta Kematian Nalar; Sketsa Pergolakan Politik Indonesia" di Depan Gedung F Fakultas Ushuluddin dan Humanioa (FUHum) UIN Walisongo, Jumat (10/10/2019) sore.
Ia mengatakan bahwa jika hal itu terus-menerus dilakuan, berita yang aslinya hoaks akan menjadi fakta dan sebaliknya. Hingga ujaran kebencian (hatespeech) dimana-mana serta hilangnya pemikiran kritis.
"Itulah yang dinamakan kematian nalar,", katanya.
Selain itu, Donny juga setuju dengan isi dari Majalah IDEA Edisi 42 ini. Pembahasan media sosial sebagai arena utama dalam pergulatan kedua kubu (Jokowi dan Prabowo) yang menimbulkan nir nalar yang semakin besar.
"Saya rasa pembahasan majalah ini sangat menarik dan perlu diketahui oleh semuanya," imbuhnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Majalah IDEA, Ainun Nafisah mengatakan bahwa nalar berpolitik bangsa Indonesia saat ini benar-benar terkungkung. Menurutnya, langkah kita hanya ditentukan oleh kepentingan kekuasaan.
"Nalar berpolitik Indonesia saat ini benar-benar terkungkung. Seolah langkah kita ditentukan oleh kepentingan. Bukan lagi kepentingan untuk bangsa. Tapi kepentingan oleh leluasaan itu sendiri," ujar Ainun. [Rep. Zamzami/ Red. Mahfud]
KOMENTAR