Alodokter.com |
Tipe narsis pertama yaitu "grandiose". Tipe narsis ini adalah orang yang memiliki kepercayaan diri super tinggi, dan melihat dirinya lebih superior serta lebih penting dari orang lain.
Tipe kedua yaitu "vulnerable". Tipe ini, mereka justru cenderung tidak percaya diri, introvert, dan defensif.
Selama ini, orang dianggap narsis, selalu diidentikkan dengan sifat yang ada di kategori narsisme yang pertama saja. Namun pada faktanya, orang yang ada di ketegori kedua (introvert misalnya) juga tidak kalah narsis.
Ini dapat dilihat ketika zaman internet misalnya. Justru, orang-orang yang berani tampil di dunia maya adalah dari kalangan orang yang tertutup di dunia nyata. Kalau tidak percaya, sudah banyak pengakuan mereka yang ada di Youtube. Atau tidak sedikit penelitian yang menyebutkan demikian. Silahkan cek sendiri :).
Menurut sebuah studi terbaru, orang narsis sulit untuk mengambil keputusan berdasarkan interpretasi dan pemikiran kritis. Bahkan, ketika melakukan kesalahan, orang dengan sifat narsistik tidak mampu merefleksikan perbuatan atau jawaban mereka secara efektif.
Dalam sebuah studi narsisme yang dipublikasikan pada jurnal *Thinking dan Reasoning* menyebutkan, orang-orang narsis sering berpikir, mereka memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, sebagai seorang pemikir kritis, bahkan saat mereka salah dalam menyampaikan pendapatnya sekalipun.
Berdasarkan tipe yang dijelaskan sebelumnya, Narsisis grandiose memiliki kepercayaan diri yang berlebihan terhadap kemampuan intelektual mereka. Jadi mereka sering sulit menyadari kesalahannya dan cenderung menolak umpan balik korektif.
Sementara yang satunya, narsis vulnerable, mereka masih berusaha reflektif tetapi ternyata sulit melakukannya. Meski sering melakukan refleksi diri, mereka kurang bisa bergantung pada pemikiran intuitif ketika membuat keputusan. Justru diasosiasikan dengan refleksi diri yang negatif: meragukan kemampuan diri sendiri dan akhirnya mengandalkan naluri mereka.
Dalam kehidupan sosial yang lebih luas dan berdasarkan interpretasi dan pemikiran kritis yang harus dimiliki dalam pengambilan sikap, narsis memiliki efek yang dapat dibilang cukup berbahaya sebab, biasnya tersebut.
Di dunia maya misalnya, yang sudah cukup mampu menggeser peran penting dunia nyata. Saat transfer informasi dan pengetahuan didominasi oleh orang-orsng narsis tersebut, tanpa disadari, kiblat pengetahuan publik justru dari mereka yang lemah intepretasi dan tidak kritis. Terutama dalam memilih tokoh atau pimpinan dalam lanskap sosial.
Beberapa ahli mengklaim bahwa narsisme ini telah menjadi gangguan epidemi modern. Narsisme menyerang sekitar 1% populasi dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. [Ga]
KOMENTAR