![]() |
Muizzatus Saadah, wisudawati terbaik UIN Walisongo Periode Agustus 2019/ Dok. IDEA |
Semarang, IDEAPERS.COM - Muizzatus Saadah atau Izza, mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) mendapatkan predikat lulusan terbaik UIN Walisongo pada Wisuda Periode Agustus 2019 dengan perolehan IPK 3,94. Prosesi wisuda ini dihelat di Auditorium II Kampus III, Rabu (28/08/19).
Mahasiswi kelahiran 5 Februari 1997 ini mengaku sempat ingin pindah kuliah ke Jombang. Hal itu lantaran ayahnya ingin ditemani Izza saat kondisi kesehatannya mulai berkurang.
"Sempat menginginkan saya pindah kuliah di Jombang. Karena beliau ingin ditemani di masa sepuhnya dan saat itu kesehatan ayah saya juga mulai berkurang," tuturnya.
Namun Izza memilih tetap bertahan di UIN Walisongo Semarang. Ia ingin membuktikan hasil perjuangan kepada orang tuanya. Karena menurutnya, di balik kesuksesan menjadi wisudawati terbaik, terdapat doa dan motivasi besar dari kedua orang tua.
"Ingin membuktikan bahwa perjuangan, pengorbanan, dan doa ayah ibu saya berbuah hasil yang manis," katanya kepada kru IDEAPERS.COM, Selasa (27/08/19).
Izza masuk UIN Walisongo Semarang pada tahun 2015 dan memilih jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir. Ia mengungkapkan, sejak Madrasah Aliyah ia memang sudah jatuh hati pada segala sesuatu yang berhubungan dengan Alquran dan tafsir. Ia menganggap bahwa keindahan ayat Alquran menjadi tanda kekuasaan Allah.
"Begitu indah rangkaian ayat-ayatnya. Belajar tafsir sama halnya belajar begitu hebat Allah," ujarnya.
Ia menceritakan, ketika menginjak semester empat, ayahnya meninggal dunia. Sejak saat itu, ibunya yang hanya mengajar TPQ dan membuat jajanan ringan sudah menjadi tulang punggung keluarga.
"Kalau sore ngajar TPQ. Biasanya bikin jajan kecil-kecil untuk jajan anak TPQ," ujar mahasiswi asal Jombang itu.
Bagi Izza, orang tua adalah motivasi besar dalam belajar. Mahasiswi yang menetap di Pesantren Darul Falah itu memaksimalkan penggarapan skripsi di semester akhir agar dapat lulus tepat waktu.
Ia juga mengatakan, dalam proses pembuatan skripsi membutuhkan perjuangan panjang. Mulai dari mencari referensi, berkali-kali ganti judul, hingga proses revisi. Namun berkat kesabaran dan ketekutan, ia berhasil mendapatkan IPK tertinggi dalam wisuda periode Agustus ini.
"Pernah beberapa kali ganti judul. Proses menunggu, revisi, dan proses yang lain. Itu memang butuh kesabaran dan ketelatenan," katanya.
Izza berpesan kepada seluruh mahasiswa UIN Walisongo agar sungguh-sungguh dalam belajar dan terus mengasah kemampuan.
"Yang penting maksimalkan kemampuan dan kesempatan belajar. Jangan berhenti untuk belajar dan berprsoses, pungkasnya. [Rep. Gita/ Red. Mahfud]
KOMENTAR