![]() |
Pedagang menjaga barang dagangannya saat wisuda UIN Walisongo Periode Agustus/ Dok. IDEA |
Masiti Faiqoh, mahasiswi jurusan Hukum Ekonomi Syariah membuka lapak sovenir dalam acara wisuda kali ini. Ia membayar biaya sewa yang baginya mahal, yakni Rp. 225.000. Dengan biaya itu, ia merasa kecewa karena tempat yang didapat hanya tiga meter.
"Buka lapak ini bayar Rp. 225 ribu. Ini udah ke empat kali ikut acara ini. Kurang puas sih, kalau tahun kemarin lapaknya cuma 2 meter doang. Jadi kami ngerasa di kecewakan. Kalau sekarang mending kak, 3 meter kan," tuturnya.
Meski demikian, Masiti tetap bersyukur karena pemasukan wisuda kali ini lebih banyak. Selain karena wisuda periode April lalu hujan, kali ini pedagang tidak sebanyak dulu.
"Keuntungan sih naik. Rezeki udah ada yang ngatur kak," tambah Masiti.
Senada dengan Faiqoh, Hesti, mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah juga merasakan hal sama. Ia kecewa dengan mahalnya biaya sewa lapak.
"Kemarin banyak pedagang liar, yang bayar pada protes, sewa mahal, dan nggak sesuai, sedangkan di kampus lain tidak semahal itu," kata Hesti, Rabu (28/08/19).
Hesti menambahkan banyak pedagang yang memilih berbagi lapak dengan yang lain agar dapat mengurangi beban biaya sewa.
"Banyak pedagang milih dibagi dua, jadi bayarnya separoan," imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan petugas sering keliling untuk memantau. Dan pedagang yang tidak membayar juga dipungut secara langsung dengan jumlah lebih besar.
"Biasanya jam 11 atau 12 petugas keliling cek siapa yang bayar atau nggak. Yang nggak bayar biasanya ditarik uang," pungkasnya. [Rep. Devia/ Red. Mahfud]
KOMENTAR