![]() |
Pengukuhan Syamsul Maarif sebagai guru besar FITK di auditorium II kampus III, Kamis (04/0719). |
Semarang, IDEAPERS.COM - Dosen sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Kapuslitbit) LP2M UIN Walisongo, Syamsul Maarif meraih gelar sebagai guru besar di usia 44 tahun.
Tepat pada Kamis (04/07/19) pagi, UIN Walisongo mengukuhkan Syamsul Maarif sebagai guru besar Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di auditorium II kampus III.
Acara pengukuhan ini diikuti dengan prosesi pengalungan Samir oleh Muhibbin selaku Rektor UIN Walisongo, sebagai simbolis telah diangkatnya Syamsul Maarif sebagai guru besar.
Dalam acara pengukuhan tersebut, sebagai pertanggungjawaban ilmiah, Syamsul menyampaikan pidato dengan judul "Pendidikan dalam Pusaran Neo-liberalisme dan Gerakan Ultra-Right: Restorasi Local Genius Pesantren".
Ia menginternalisasi nilai kultur untuk mempersiapkan generasi inklusif, kritis, dan berkarakter lokal namun terbuka dan demokratis.
"Pendidikan saat ini belum mampu merekayasa perubahan masyarakat yang terbuka dan demokratis," ujarnya.
Selain itu, suasana sidang sempat menjadi haru dan Syamsul meneteskan air mata saat mengucapkan terima kasih kepada isterinya, Laylatul Indasah .
"Rasa terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada istri saya, yang waktu itu saat melahirkan anak saya dan saya sedang ujian S3, saya tidak bisa menemani," ucap Syamsul menutup pidatonya di hadapan ratusan hadirin. [Rep. Firda/Red. Gulla]
KOMENTAR