
Setiap kali melakukan perjalanan, baik sendiri maupun rombongan bersama teman atau keluarga, seringkali muncul pertanyaan;
"Tadi pas berangkat lama banget, kok pas pulang lebih cepat ya?"
Pertanyaan itu sudah seperti bumbu dalam perjalanan yang tak bosan-bosan diungkapkan. Namun, jawaban dari pertanyaan itu sangat jarang terjawab atau ditemui jawaban, apalagi jawaban yang lebih rasional dan ilmiah.
Ada sebuah penelitian dari Kyoto University menjelaskan bahwa perjalanan pulang terasa lebih singkat karena orang itu sudah familier dengan rute yang ditempuhnya yakni perjalanan perginya.
Di dalam penelitian itu menujukkan, efek perjalanan pulang adalah masalah otak kita dalam merevisi masa lalu, daripada mengalami waktu yang bergerak lebih cepat saat terjadinya perjalanan.
Menurut penelitian tersebut, saat dalam perjalanan pergi, otak kita lebih fokus mencerna rute yang dilewati. Sementara, saat perjalanan pulang, karena kita kembali melewati jalan yang sama, otak kita telah mengenal kondisi sekeliling. Sehingga, persepsi kita pada 'waktu' terasa seolah lebih cepat.
Di dalam penelitian lain yang telah diterbitkan di dalam Psychonomic Bulletin & Review mengungkapkan bahwa perjalanan pulang terasa lebih singkat, meski melewati rute yang berbeda dengan rute keberangkatan.
Peneliti itu menyimpulkan, kondisi semacam ini karena orang yang dalam perjalanan pulang-pergi cenderung melebih-lebihkan ekspektasi waktu perjalanan berangkat. Sehingga, ketika perjalanan pulang, ekspektasi semacam itu sering tidak muncul lagi. Di sinilah, perjalanan pulang terasa lebih nyaman sehingga serasa cepat waktunya.
Dari penjelasan di atas, kenapa perjalanan pulang cenderung terasa lebih cepat dibandingkan ketika pergi? Yakni, saat kita dalam perjalanan pergi waktu akan tampak bergerak lebih lambat ketika otak bekerja lebih keras. Begitupun sebaliknya saat perjalanan pulang waktu menjadi cepat karena otak tidak bekerja sekeras saat berangkat. [NN]
KOMENTAR