Putus cinta atau sering disebut broken heart, sering dialami oleh kaum muda. Mengalami peristiwa tersebut, tentunya akan membuat hati sedih, terluka, bahkan patah hati. Sifatnya yang emosional, bisakah menyakiti secara fisik? Bukankah fisik dan psikis berbeda?
Ketika mengalami perpisahan dengan orang yang disayangi, pasti akan mengalami rasa sakit yang sifatnya psikologis. Reaksi yang muncul berbeda-beda, mulai dari menangis, merenung, marah, bahkan ingin mengakhiri hidup. Patah hati juga menimbulkan beberapa keluhan fisik. Misal perasaan sesak di dada, sakit perut, lemas dan wajah pucat.
Lalu, benarkah hati akan terasa tersayat-sayat ketika mengalami putus cinta? Berikut jawaban secara ilmiah, seperti yang dikutip dari situs hellosehat.com, Selasa (12/02/2019).
Apa yang terjadi pada otak saat patah hati?
Rasa kehilangan seseorang dapat mengaktifkan sel-sel dalam otak. Saat merasa sedih, Anterior Cingulate Cortex (ACC) akan meningkat. Perasaan tersingkir, direndahkan dan ditolak juga memicu kinerja ACC meningkat. Ketika rasa senang yang muncul, kinerja reseptor opioid akan meningkat, dan menurun kinerjanya saat kamu sedih. Penurunan kinerja inilah yang menjadi perubahan penurunan sistem reward dalam diri. Proses opioid menjadi aktivitas sistem saraf yang memunculkan rasa tidak nyaman dan ngilu pada tubuh, bukan lagi dalam perasaan saja.
Apakah hati benar-benar hancur?
Apakah emosional dapat mengahncurkan hati secara fisik? Suatu sindrom yang disebabkan oleh patah hati adalah Takotsubo Cardiomyopathy. Tingkat stres tinggi dapat menyebabkan ventrikel jantung kiri menjadi lumpuh dan menyebabkan ngilu di dada, lengan, bahu, mual dan muntah. Kondisi ini bisa memicu pada kondisi seperti serangan jantung yang seringkali sembuh dengan sendirinya. Kondisi buruknya adalah memicu stres yang berkepanjangan dan mengalami serangan jantung yang sebenarnya.
Lantas, bagaimana mengobati patah hati?
Metode pengobatan hati bisa dilakukan secara ilmiah. Hentikan kesedihan mendalam dan susah move on yang akan menghalangi pengobatan hati. Cobalah untuk keluar dan berjalan-jalan menghabiskan waktu dengan orang atau teman terdekat tanpa membahas mantan.
Alihkan perhatianmu dengan tetap melakukan rutinitas seperti biasa. Hilangkan ketergantungan dengan berkomunikasi dengan mantan guna menghilangkan pikiran-pikiran yang membuat sakit hati itu kambuh lagi. Ketahuilah, penyakit akan hilang seiring berjalannya waktu dan tubuh akan kembali pulih setelah stres itu reda.
[Firda]
Artikel Lain:
Begini Karakter Traveling Berdasarkan Zodiak, Kamu Bagusnya Sama Siapa?
Ini 5 Kota dengan Curah Hujan Tertinggi di Dunia
4 Cara Basmi Virus Mager
KOMENTAR