![]() |
Wakil Rektor III UIN Walisongo Semarang, Suparman Syukur saat menemui mahasiswa dalam aksi tuntaskan problematika Toefl-Imka UIN Walisongo/foto: justisia.com. |
Semarang, IDEAPERS.COM - Wakil Rektor III UIN Walisongo Semarang, Suparman Syukur berjanji demi Allah dan Malaikat akan membantu menyelesaikan masalah tes Toefl-Imka yang dirasakan oleh Mahasiswa.
Ia siap jadi garda terdepan menyampaikan masalah Toefl-Imka pada saat rapat pimpinan yang akan dilakukan pada Senin (6/5/19) mendatang.
“Saya tanda tangan dengan para saksi dan disaksikan oleh Allah dan malaikat untuk pasang badan,” kata Suparman, saat menandatangani dokumen perjanjian penghapusan SK Rektor No Un. 10.0/R/PP.00.9/754/2016, Kamis (2/5/19).
Adapun dokumen tuntutan tersebut turut ditandatangani oleh Dema UIN Walisongo Priyo Ihsan Aji, Senat Mahasiwa UIN Walisongo Aghisna, PMII Komisariat Walisongo Tegar, HMI Korkom Walisongo Ismail Lutfi, IMM Komisariat Walisongo Syaiful Ridho, dan KAMMI Komisariat Walisongo Ikhwan Hidayat.
Dosen di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora itu memohon doa kepada para mahasiswa yang berunjuk rasa agar bisa menyampaikan permasalahan ini di rapat pimpinan.
“Semoga saya bisa pasang badan sebaik-baiknya,” ucapnya.
Sebelumnya, ratusan Mahasiswa UIN Walisongo yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW) menggelar aksi demo menuntut penghapusan tes Toefl-Imka di depan Rektorat UIN Walisongo Kamis siang.
Aksi tersebut bahkan diwarnai dengan pembakaran ban dan sertifikat Toefl-Imka.
Dalam orasi tersebut, orator mengatakan bahwa aksi yang dilakukan hari ini karena problem Toefl-Imka tidak pernah selesai.
Ratusan mahasiswa tersebut meminta agar ketua Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) yang saat ini menjabat, Saifullah, turun dari jabatannya.
"Turun! Turun! Turunkan ketua PPB! Turunkan sekarang juga,” sorak mahasiswa yang melakukan aksi.
Sejumlah mahasiswa yang ikut dalam menyampaikan aspirasi tersebut semakin ramai hingga memadati halaman kantor rektorat. Ditambah, aksi bakar ban dan mendesak masuk menduduki gedung rektorat, membuat situasi semakin memanas. [Rep. Firda/Red. Ainun]
KOMENTAR