Semarang, IDEAPERS.COM - Massa aksi 'Tuntaskan Problematika Toefl-Imka' yang dalam Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW) berhasil merangsek masuk ke dalam Gedung Rektorat Kamis (02/05) setelah berorasi di depan gedung selama kurang lebih empat jam.
Pihak Rektorat UIN Walisongo melalui Wakil Rektor III, Suparman Syukur yang menemui massa mengatakan, secara akademis ia tidak bisa memutuskan hasil audiensi kali ini. Karena pengampilan keputusan harus melibatkan pihak rektorat yang lainnya.
"Kita semua juga tahu, secara organisatoris, pengambilan keputusan kan ada di rapat pimpinan. Karena kita institusi, jadi ya doakan saja, semoga hari Senin nanti bisa terealisasi," jelasnya.
Tujuh tuntutan yang ditujukan kepada pihak rektorat antara lain: Menjadikan kelulusan mata kuliah PIB sebagai prasyarat tes Toefl-Imka, Mempertegas peraturan rekomendasi percepatan tes Toefl-Imka melalui SK Rektor, penambahan SDM PPB yang representatif, Mengganti Kepala PPB, penambahan kuota tes Toefl-Imka minimal 10 kelas, transparansi aliran dana pemdaftaran tes/kursus Toefl-Imka, dan memberikan simulasi ujian Toefl-Imka secara gratis.
Jika tujuh tuntutan tersebut tidak dipenuhi pihak rektorat, massa KBWM akan kembali menggelar aksi dan mengerahkan 1000 massa. Demikian sebagaimana diungkapkan Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Fadhol, kepada kru Kru IDEAPERS.COM paska aksi berakhir.
"Segera penuhi tuntutan kami, karena kebijakan tidak pro dengan mahasiswa. Kalau tidak, kami akan kerahkan massa lebih besar lagi, 500 bahkan 1000 kami siap mendatangkan," ujarnya (02/05).
Dalam aksi yang bertema “Hapus SK Rektor No. Un.10.0/R/PP.009/754/2016" tentang Toefl-Imka ini juga diwarnai dengan orasi, aksi bakar ban dan sertifikat, serta saling dorong mahasiswa dengan pihak keamanan kampus. [*]
KOMENTAR