![]() |
Perform Art "cermin" Teater Metafisis, Kamis (28/03/19), depan gedung F FUHUM UIN Walisongo Semarang. |
Semarang, IDEAPERS.COM - Instrument musik yang dimainkan dengan acak dan tidak beraturan mampu mengundang rasa penasaran dari mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum). Dari sudut panggung datanglah dua wanita dengan wajah yang ditutupi kain putih menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik. Begitu musik berhenti, dibukalah penutup wajah kedua wanita itu. Yang satu berpakain putih dan berdandan cantik sedang yang satunya berpakaian dan ber make-up serba hitam. Mereka menghadap bingkai yang diibaratkan sebagai cermin.
Wanita yang berbaju putih dan berdandan cantik berdialog seperti menyampaikan sebuah janji dan diikuti dengan gerakan tubuh oleh wanita yang berkostum serta ber make-up serba hitam yang menjadi bayangan. Setelah berdialog, wanita cantik itu kembali menghadap ke bingkai dan berkata "apa ini? Aku tidak habis makan anak manusia mengapa bibirku semerah darah?" Dia tidak terima terhadap apa yang terjadi pada dirinya dan menyalahkan wanita yang menjadi bayangannya. Wanita itu berjalan pergi dan disusul aktor yang membacakan puisi dengan begitu ekspresif.
Itu merupakan adegan dari perform art “Cermin, buruk rupa cermin dibelah” Teater Metafisis. Lewat perform art ini, Annisa selaku sutradara ingin mengajak para penonton untuk menyadari bahwa Teater itu seperti cermin bagi kehidupan. Dimana itu dilambangkan dengan kedua wanita tadi. Wanita berbaju putih dilambangkan sebagai manusia yang berjanji manis namun menyimpan keburukan dari dirinya sendiri. Sedangkan wanita berbaju hitam merupakan pantulan dari apa yang dilakukan oleh wanita berbaju putih.
"itu seperti gambaran yang terjadi sehari-hari. Terkadang ketika orang lain memberitahukan kejelakan dari perbuatan yang kita perbuat, kita malah tidak terima dan menganggap orang lain menghilangkan citra diri kita sendiri. Padahal bukan orang lain yang menghilangkan itu (citra), tapi diri kita sendiri," jelas Annisa.
Dari perform art tadi dia menyampaikan harapannya, agar kita sama-sama membenahi diri sendiri dan tidak mudah mengucapkan janji kepada siapapun yang mungkin kita tidak bisa untuk menepatinya. "Saya ingin mengajak untuk saling membenahi diri sendiri, tidak latah dengan mengucap janji yang tidak akan ditepati," tambah Annisa.
Perform Art ini diadakan sebagai salah satu bentuk Apresiasi Teater Metafisis dalam memperingati Hari Teater Dunia (Hatedu) yang diperingati setiap tanggal 27 Maret. Yang diselenggarakan di Depan Gedung F, FuHum pada kamis (28/3/19). [Rep. Umi/Red. Nabila]
KOMENTAR