Nggak salah memang kenapa kuliah di luar negeri lebih bergengsi dalam kualitasnya. Itulah kenapa banyak dari orang-orang kaya, artis, pejabat, sampai presiden kita menguliahkan anaknya ke luar negeri. Seakan-akan kuliah di Indonesia itu hanyalah buat amatir saja.
Begini 5 hal yang membedakan pola kuliah di Indonesia dan di luar negeri yang perlu kamu ketahui:
1. Nggak Ada Sistem Absensi
Sebagian besar, kampus-kampus di luar negeri nggak pakai absensi loh guys. Berbeda dengan di Indonesia, bahkan banyak dari kampus di negeri kita yang mengukur kepintaran dan prestasi mahasiswa dari kehadiran. Bukan dari kualitas dan motivasi belajar mahasiswa.
Nah, jika di luar negeri, meskipun tidak ada absensi, mahasiswa tetap memenuhi kelas kuliahnya. Karena tentu begitu pentingnya perkuliahan membuat mereka demikian. Saat ketinggalan kelas mereka akan ketinggalan jauh dalam studi yang sedang dipelajari. Saat mereka tidak bisa hadir, yang penting adalah akumulasi tugas dan ujiannya bisa bagus karena itu mempengaruhi kenaikan tingkat semester.
Di Indonesia, mungkin karena yang dipentingkan adalah absensi bukan target dan output pembelajaran, jadi seakan-akan kuliah ya hanya untuk absensi saja. Untuk ukuran kualitas dan pengembangan mah nomer belakangan. Jadi, meskipun nilaimu bagus dan menguasai materi tapi kamu jarang hadir maka kamu tidak akan naik semester.
2. Mahasiswa Luar Negeri Tetap ke Kampus Meski Nggak Ada Dosen
Mahasiswa yang kuliah di luar negeri sangat konsen dengan studi yang mereka ambil. Selain itu banyaknya tugas, lingkungan dan budaya belajar serta persaingan yang sangat ketat membuat mereka tetap berangkat ke kampus untuk belajar mendalami studinya. Oleh karenanya, meskipun engga ada jadwal kuliah, mereka tetap memenuhi kampus.
Berbeda dengan mahasiswa di Indonesia yang sebagian besar berangkat ke kampus menunggu notifikasi dari grup whatsapp kelas yang memberitahu dosennya hadir atau tidak. Kalau ngga hadir ya berarti ngapain ke kampus? iya ngga?
3. Mahasiswa Luar Negeri Gengsi Minta Uang Orangtua
Ini soal gengsi. Tapi gengsi yang bagaimana?
Mahasiswa di luar negeri tidak sedikit yang bekerja part-time dan ngga pilih-pilih kerja, juga gak jadi penilaian dari mahasiswa lainnya mengenai pekerjaannya. Mulai pelayan restoran, kasir, pegawai pom bensin, penulis, dan lainnya. Itu karena mereka gengsi minta orangtua.
Di Indonesia, udah minta jatah bulanan dari orangtua, gengsinya segede gunung merbabu. Udah gitu maunya kerja part-time model dan semacamnya. Ya meskipun tidak semua..
4. Dalam Bermedsos
Bagi mahasiswa Indonesia, media sosial seperti instagram, line dan whatsapp adalah tempat dirinya diakui sebagai mahasiswa. Jika tidak posting story saat kuliah atau mengeluh karena tugas menumpuk agar dibilang "jadi mahasiswa itu ngga mudah", gosipin teman dan semacamnya, maka itu bukanlah mahasiswa Indonesia yang sebagaimana kita ketahui bersama.
Di luar negeri, mahasiswa jarang yang pamer dunia kampusnya di medsos. Jarang mengeluh. Bahkan tidak sedikit yang ngga mau membuang-buang waktu bermedsos, karena bagi mereka itu bukanlah hal penting. Ngomongin hal ngga penting bagi mereka adalah kesia-siaan. Itulah mengapa mereka lebih sering terlihat kualitas keilmuannya.
5. Dalam Berpenampilan
Ini sangat kentara perbedaanya. Mahasiswa luar negeri cenderung tidak mengutamakan penampilan agar terlihat "wow" dan jadi artis kampus. Mereka berpakaian sangat biasa saja. Sedang di Indonesia, mahasiswi sebelum kuliah dandannya lebih dari satu jam lamanya. Sedang mahasiswa, bagus-bagusan mobil dan motor agar bisa menggaet mahasiswi cantik. (*)
KOMENTAR