![]() |
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora sedang belajar di perpustakaan |
Semarang, IDEAers.com - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaiora (FUHum) UIN Walisongo kecewa, pasalnya, perpustakaan FUHum minin buku untuk memenuhi referensi tugas kuliah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT), Nurul Azizah, ia mengatakan bahwa untuk memenuhi referensi tugas kuliah ia harus mencari buku di luar Universitas.
"Saya pernah beli buku untuk memenuhi tugas kuliah. Kalau enggak, saya juga minjem terus fotokopi (buku) punya dosen buat memenuhi referensi tugas kuliah," ujarnya.
Hal yang sama juga dikatakan mahasiswi Studi Agama Agama (SAA), Arifana, ia menjelaskan bahwa buku yang disediakan fakultas sangat minim, terutama untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan.
"Kalau di perpustakaan enggak ada, yah kita cari di luar, beli biasanya," jelas mahasiswa semester lima itu.
Lebih lanjut, ia kecewa dengan pengurus perpustakaan karena hal ini sudah lama terjadi dan tidak ada perubahan sampai sekarang. "Ini kan masalah udah lama, tapi enggak selesai-selesai," imbuhnya.
Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam (AFI), Muhammad Saepuddin Puad mengatakan, ia lebih sering ke perpustakaan pusat untuk mencari referensi tugas makalah karena lebih lengkap.
"Saya malah lebih sering di perustakaan pusat, soalnya lumayan lengka daripada fakultas," kata mahasiswa asal Tangerang itu.
Tanggung Jawab Perpustakaan Pusat
Menanggapi hal itu, Kepala perpustakaan FUHum, Ulin Ni'am Masruri mengatakan bahwa yang bertanggungjawab atas hal itu adalah pengurus perustakaan pusat, bukan perpustakaan fakultas. "kita juga dimintai data-data bukunya tapi sampai sekaran belum ada tanggaan," ujar Ulin.
Ulin menambahkan, dulu pernah ada anggaran dari universitas untuk penambahan buku di setiap fakultas, tapi sekarang tidak ada. "Sudah beberapa tahun ini tidak ada, sekarang (dana) dimasukkan ke perpustakaan pusat," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dirinya berusaha melengkapi buku di fakultas dengan cara meminta hibah buku yang tidak terpakai kepada para dosen.
"Itu yang bisa diusahakan tidak lewat jalur resmi dan hasilnya tidak maksimal. Itu hanya sebatas meminta, semua tergantung pada kampus satu," tutupnya. [Rep. Sri/Red. Abdi]
KOMENTAR