
Semarang, IDEApers.com - Mengetahui adanya informasi terkait perolehan rekor MURI kreasi MOB terbanyak di Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang diberitakan didanai dari UKT mahasiswa baru, Wakil Rektor Bidang Kemahasiwaan dan Kerja Sama UIN Walisongo, Suparman Syukur mengaku sangat geram.
Suparman dengan tegas membantah jika dana untuk mengundang pihak MURI diambil dari UKT maba. Karena, katanya dana untuk mengundang muri didapatkan dari usaha iuran para dosen, "Kalau MURI itu bukan dari UKT, itu harus benar kalau menginformasikan jangan sampai salah," kata Suparman.
Lebih lanjut, Suparman mengatakan jika pihak kampus telah mengusahakan untuk mencari uang sendiri bukan diambil dari UKT maba, "MURI itu kita usahakan dari cari ke mana-mana, ada yang urunan mbarang begitu. Wong kita itu dari awal-awal sudah kesulitan cari uang kok. Malah dicarikan uang malah murid pada rame ko endi? Ko endi? Itu enggak bersyukur itu," katanya.
Suparman pun menegaskan kembali jika berbicara rekor MURI biaya yang diambil bukanlah dari UKT. Namun ketika berbicara PBAK, kata Suparman dananya memang benar berasal dari UKT maba.
Suparman pun meminta jika mahasiswa jangan sampai salah membaca informasi yang beredar, "Mahasiawa jangan sampai salah membaca dikira diambil dari UKT. Umpama saja (diambil) dari UKT itu juga untuk mahasiswa. UIN terkenal maju, bagus (itu kembali lagi ke mahasiswa). Itu umpama saja dari UKT, tapi itu kan bukan dari UKT," katanya.
Terkait biaya 25 juta rupiah yang dipakai untuk membiayai kedatangan MURI, Suparman juga mengatakan jika sebelumnya ia telah berhasil melobi berapa besaran biaya yang harus dibayar. Hingga pada akhirnya dari besaran 25 juta, UIN Walisongo hanya membayar 22.5 juta rupiah saja kepada MURI.
"Ya itu kita tawar. Akhirnya mendapat penawaran 2.5 juta. Jadi dari 25 juta mendapat keringanan menjadi 22.5 juta dan itu saya sendiri yang nawar," ujarnya. [Rep. kn/Red. nk]
KOMENTAR