Semarang, IDEApers.com - Kesan pertama ketika menonton film The Mummy tahun 2017 mungkin agak janggal. Bukan karena pemeran dalam film tersebut jelek dan tidak berkompeten untuk menjadi tokoh setiap adegan yang diperankan, melainkan hadirnya Tom Cruise sebagai salah satu aktor utama dalam film itu.
Hadirnya Tom Cruise dalam film ini juga menjadi obat sakit hati para penggemar setia film dengan cerita Mesir kuno itu. Bukan tanpa alasan, pengggemar berat The Mummy mungkin harus melewati fase terberat dalam kehidupan mereka setelah film tersebut diadopsi oleh Cina, serta menghadirkan sosok Mummy mandarin dengan para aktor wanita yang terlihat unyu-unyu sehingga lebih mirip film drama daripada film aksi.
Tapi, biarlah semua itu berlalu, mungkin kalimat ini menjadi mantra jitu para penggemar The Mummy setelah puas dengan peran Tom Cruise dan kawan-kawan dalam memerankan setiap tokoh dalam film ini.
Tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan film ini. Sebagai penikmat film sebenarnya saya sedikit kecewa dengan peran Seth yang hanya diceritakan di awal dan di akhir saja. Padahal akan lebih menarik lagi apabila Seth benar-benar hidup, dan tidak bersemayan dalam tubuh Nick alias Tom Cruise.
Konflik yang dalam film tersebut pun akan bertambah rumit dan menjadi semakin gregert tentunya. Seth yang dalam mesir kuno sebagai dewa kegelapan dan kekecauan begitu menarik bila disandingkan dan hidup kembali bersama Ahmamet, sehingga perseturuannya dengan Nick lebih bisa mengigit hati para penikmat film.
Tidak hanya itu, yang paling disayangkan dalam film The Mummy kali ini adalah sosok Nick yang tak ayalnya seperti lilin, terbakar habis hanya untuk menerangi orang di sekelilingnnya. Pola seperti ini sangat sering digunakan dalam film barat. Seperti halnya film Batman, Superman, dan sebagainya yang harus mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan dunia.
Terlepas dari itu semua, film besutan sutradara Alex Kurtzman ini begitu mempesona. Selain aktor-aktornya yang menarik, animasi yang ditampilkan juga begitu memanjakan mata sehingga membuat anda lupa bernapas sejenak ketika melihat sosok Ahmamet memporak-poranda salah satu daerah di Inggris dengan kekuatannya sihirnya.
So, untuk kalian ingin melihat film ini di rumah, saya sarankan untuk menontonnya pada malam hari. Selain taste-nya, musik serta shock therapy dalam film tersebut memang begitu gerget ketika malam. Happy wacting brada. [Abdi]
KOMENTAR