![]() |
Ilustrasi Jalan Sekitar Desa Buniwangi |
Sebuah desa yang terletak diantara dua gunung di kecamatan Palabuhanratu, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memang tak asing bagiku. Jalanan berliku, dengan pemandangan jurang dibeberapa sudut jalan tak pernah bosan di kedua mataku yang kini mulai berwarna agak kekuningan. Ya, desa itu, tempat yang mengajarkanku banyak hal akan kehidupan.
Belakangan, desaku yang dulu sejuk, penuh pohon rindang, kini kian ramai didatangi para pendatang. Pribumi malah cenderung tergiur keuntungan di kota, sebagian menjual tanahnya,lalu hidup di kota. Ladang sawah hijau hanya tinggal satu dua petak, sebagian besar sudah menjadi rumah, dan bangunan-bangunan megah serta swalayan.
Jalanan aspal mulai berlubang, pembatas jalan yang terlihat rusak karena dihantam kendaraan rem blong menjadi pemandangan biasa saat kepulanganku ke desa. Suasana di kaki gunung yang ramai dengan suara burung perlahan hilang, yang ada hanya suara klakson dan knalpot kendaraan.
Masyarakat mungkin menikmati perubahan ini. Tadinya desa yang sepi dan jarang kendaraan, sekarang menjadi desa yang berisik. Segala sesuatu serba dekat, toko makanan, toko bangunan, toko baju, dan semua kebutuhan masyarakat semakin dekat. Tak perlu membuang tenaga dan waktu turun dari bukit untuk medapatkan barang tersebut.
Tapi entahlah, sekarang aku seperti hidup di desa orang. Terkadang aku rindu desaku yang dulu. Tempat yang dipenuhi ladang sawah hijau, masyarakat yang bercocok tanam, dan kabut pegunungan yang memenuhi kampung setiap pagi hari. Sebuah dilema perubahan terjadi. Antara inginkan hal baru yang dianggap memudahkan dan kerinduan akan asrinya kampung halaman. [Abdi Pribadi]
KOMENTAR