![]() |
Suasana parkir depan Kopma UIN Walisongo |
Salah satu mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Rizki, menilai pemasangan tali pembatas tersebut justru menyulitkan mahasiswa ketika ingin membeli keperluan barang di Kopma.
"Sejak dilarang parkir di situ jadinya susah. Kita disuruh parkir di masjid atau di gedung Pusat Pengembangan Bahasa (PPB), padahal jaraknya kejauhan dan repot harus jalan kaki," ujar mahasiswa semester enam itu, Selasa (21/03/17).
Karena jaraknya yang jauh, kata Rizki, ia pun memilih nekad memarkirkan sepeda motornya di depan Kopma meskipun telah dilarang.
Senada dengan Rizki, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Annisa, mengungkapkan jika ia tetap nekad memarkirkan kendaraannya di depan kopma karena larangannya belum jelas.
"Larangan garisnya kan di depan gedung kopma. Kalau saya parkir di sampingnya (di sebelah garis), yang penting enggak di depan talinya," ungkapnya
Mahasiswa FEBI, Fajrian pun mengatakan sejauh ini ia belum mendapati adanya teguran dari pihak Satuan Pengamanan kampus karena masih banyak mahasiswa yang nekad memarkir kendaraanya di halaman Kopma.
"Kita enggak pernah kena tegur gara-gara masih parkir di sini, lagi pula masih banyak juga yang ngelanggar," katanya.
Sebelumnya, pemasangan tali penanda larangan parkir itu dilakukan agar sepanjang jalan kampus tiga tersebut bisa berjalan lancar. Selama ini akibat banyaknya mahasiswa memarkirkan kendaraanya di jalan tersebut membuat laju kendaraan tersendat terutama di jam-jam istirahat. [Rep. Puji/Red. Zikhan]
KOMENTAR