![]() |
Waluyo (40) tengah mempromosikan produknya dalam peringatan hari Disabilitas Internasional |
Semarang, IDEAPERS.com - Menyandang status difabel tak lantas menjadi alasan untuk menyerah menjalani hidup secara normal. Hal inilah yang dialami oleh Waluyo (40), pengusaha kerajinan bambu, asal Desa Waru, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Waluyo mampu bangkit dari masa-masa yang paling sulit dalam hidupnya. Kehilangan kedua kaki karena harus diamputasi oleh dokter setelah mengalami luka parah pada bagian kaki akibat kecelakaan delapan tahun silam. Namun ia mampu bangkit dari keterpurukan berkat dorongan dan semangat dari keluarga.
"Berkat dorongan keluarga saya bisa kembali bangkit menjalani hidup, setelah merasa terpukul dengan fonis dokter," tutur Waluyo saat ditemui IDEAPERS.com pada peringatan hari Disabilitas Internasional yang diselenggarakan Komunitas Sahabat Difabel (KSD) kota Semarang, di Hotel Setos, Semarang, Minggu (11/12/16).
Waluyo memulai hidup barunya dengan mengikuti pelatihan pembuatan aneka kerajinan tangan oleh Paguyuban Anyam Bambu di desanya sejak tahun 2010 lalu. Setelah itu, Waluyo lantas mencoba membuat angklung, gasing, dan aneka kerajinan berbahan dasar bambu lainnya. Kemudian Waluyo menjualnya di pasar dan alun-alun Sukoharjo.
Berkat ketekunannya mengembangkan usahanya tersebut, Waluyo mampu menyekolahkan keempat anaknya. Waluyo pun turut memberikan motivasi dan pelatihan kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti dirinya. "Mereka itu kebanyakan sudah putus asa. Jadi, perlu kita hidupkan lagi harapannya," ujarnya. (Rep. Solihin/Red. Rozikan)
KOMENTAR