Pimpinan Umum LPM IDEA 1993, A. Fuadi (berkaos putih) berfoto bersama kru LPM IDEA |
Semarang, IDEAPERS.com - Pemimpin Umun Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA periode 1993, A. Fuadi masih meyakini ilmu jurnalistik sangat penting bagi mahasiswa. Hal itu ia rasakan sendiri, sebagai orang yang pernah menjadi bagian dari LPM IDEA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo.
"IDEA punya pengaruh besar dalam hidup saya," ujar Fuadi ketika berkunjung ke kantor IDEA, Minggu (26/12/16).
Kedatangan Fuadi ke UIN Walisongo sebenarnya dalam rangka menghadiri temu alumuni Ushuluddin yang kedua. Fuadi menyempatkan diri berkunjung ke kantor IDEA sebagai lembaga kampus yang telah membesarkan namanya.
"Pengaruh IDEA khususnya dalam tulis-menulis membentuk karakter saya. Dulu memang belum merasakan, tapi sekarang saya memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain," tutur pria yang saat ini menjadi dosen di Universitas Sains al-Quran (UNSIQ) Wonosobo.
Lebih lanjut, lelaki yang saat ini menjabat sebagai ketua Kantor Urusan Agama (KUA) Wonosobo ini berpesan, agar tradisi menulis harus tetap dipertahankan. Menurutnya tugas mahasiswa, selain kuliah, hanya dua, yaitu menulis dan gerakan. "Ini karakter mahasiswa. Kelebihan menulis bisa bertahan dan bisa dibaca orang sampai kapanpun," ujarnya.
Selain berbicara pengalaman selama menjadi pemimpin IDEA di eranya, Fuadi pun bercerita tentang dinamika awak pers Walisongo waktu itu. Ia mengatakan bahwa perjuangan bersama rekan-rekannya seperti Muhsin Jamil (Dekan FUHum UIN Walisongo) dan Sumanto al-Qurtuby (Dosen di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia) masih ia kenang hingga saat ini.
"Dulu Sumanto itu yang paling suka tidur. Tapi dia memang pandai dalam menulis," ujar lelaki yang pernah satu kos dengan Sumanto al-Qurthubi ini. (Rep. Ipin/Red. Nashokha)
KOMENTAR