![]() |
Ilustrasi |
Sifa menuturkan bahwa para petugas yang berjaga sering berbincang-bincang sendiri, bahkan terkadang mereka tertawa terbahak-bahak. Padahal hal itu mengganggu kenyamanan mahasiswa ketika membaca buku.
“Petugas yang berjaga sering bicara sendiri dengan temannya, entah apa yang mereka bincangkan dan terkadang sampai tertawa terbahak-bahak. Itu membuat kami terganggu saat sedang membaca buku,” tutur Sifa kepada IDEAPERS.com, di gedung O FUHum, Selasa (04/10/16). Ia juga berharap agar petugas mengkaji ulang penataan ruangan, kemudian sikap petugas yang harus disiplin menjalankan tugas sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Sifa menambahkan bahwa referensi buku yang ada begitu sulit dicari, ditambah ruangan yang sempit sehingga membuat suasana menjadi tak nyaman. Terlebih lagi penataan tas pengunjung yang tidak rapi menjadi pemandangan yang tak enak dilihat.
Lebih lanjut, Robbi Ahshari, mahasiswa AF mengatakan fasilitas komputer pencari buku dirasa kurang. Terdapat tiga buah komputer namun hanya satu yang bisa digunakan, itu pun harus bergantian dengan pengunjung yang lain.
“Saya sering kesulitan mencari buku di komputer, tak jarang buku yang saya cari hanya muncul satu sumber referensi saja. Sehingga harus bertanya ke petugas,” kata Robbi mahasiswa semester satu itu.
Menanggapi hal itu, petugas perpustakaan Fathoni mengatakan jika fasilitas perpustakaan memang dirasa kurang. Mulai dari tempat yang kurang luas, fasilitas terbatas, dan petugas perpus yang terbatas.
“Karena memang tempatnya kurang luas, maka terpaksa tas-tas hanya diletakkan di lantai. Ditambah fasilitas terbatas, dan kami (petugas) memang terbatas jumlahnya. Saya sendiri pun sebenarnya bukan petugas asli perpustakaan, akan tetapi karena diminta membantu, maka saya setuju,” kata Fathoni, ketika ditemui IDEAPERS.com di perpustakaan FUHum, Senin (03/10/16). (Rep. Zain, Nailul-calon kru magang LPM IDEA 2016-/Red. Rozikan)
KOMENTAR