![]() |
M. Badruz Zaman (tengah) ketika menerima tropi juara lomba pidato se-Jateng di UPGRIS |
Badruz, panggilan akrabnya, mengatakan ia sempat ragu ketika hendak maju ke final lomba pidato yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Budaya dan Seni UPGRIS tersebut. Namun, berkat dukungan teman-temannya di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jam’iyyah Hamalah Quran (JHQ) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), ia berhasil mengatasi keraguannya.
Saat itu, lanjutnya, Iik Burhanuddin selaku koordinator khitobah JHQ juga banyak memberi nasehat kepadanya. “Saya disuruh membaca surat al-Ikhlas tanpa nafas sebanyak tiga kali sebelum naik ke panggung,” tutur mahasiswa jurusan Tafsir dan Hadis UIN Walisongo itu.
Sementara itu, ketika mendengar salah satu anggotanya meraih juara, Burhanuddin mengaku gembira dan langsung berlari menghampiri Badruz. “Kita telah mengharumkan nama UIN Walisongo di mata perguruan tinggi umum di Semarang,” ucap Burhanuddin dengan penuh kebanggaan.
Hasil dari Latihan Keras
Burhanuddin selalu berpesan kepada Badruz untuk tidak mengharapkan juara tanpa disertai dengan usaha. Ia pun menegaskan agar Badruz tak pernah merasa rendah diri. “Rendah hati boleh, tapi jangan merasa rendah diri,”ungkap mahasiswa jurusan Tafsir dan Hadis UIN Walisongo semester lima itu.
Pencapian tersebut, lanjut Burhanuddin, merupakan hasil dari usaha keras sebelum lomba berlangsung. Dalam sehari, latihan dilaksanakan sebanyak tiga kali sehari di sela-sela jam perkuliahan berlangsung. “Saya gembleng tiga kali pertemuan dalam sehari, ketika ada jam kuliah yang kosong,” katanya kepada IDEAPERS.com via WhatsApp. (Rep. Sholihin/Red. Nashokha)
KOMENTAR