Masrur, Wadek III Fakultas Ushuluddin dan Humaniora |
Semarang-ideapers.com- Aksi teror bom yang
terjadi di jalan M.H. Thamrin Jakarta pada Kamis 14/01/16 memicu tanggapan dari
berbagai kalangan, termasuk Masrur, Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo Semarang.
Setelah ditemui di depan kantor dekanat (15/01), Masrur mengungkapkan
bahwa ada banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya aksi teror di Jakarta kemarin. Salah satunya ialah lemahnya alat intelegensi. “Negara sebenarnya punya alat intelegensi, ada Densus 88 dan sebagainya,
seharusnya kejadian seperti terorisme di M.H. tamrin tidak terjadi,” ujarnya.
Menurutnya, politik global menjadi faktor yang dianggap
berpengaruh dalam aksi teror tersebut. “Kita memiliki pertumbuhan ekonomi 50 tahun ke depan cukup baik, karena bonus demografi. Jumlah penduduk
produktif lebih banyak dari penduduk lansia. Teori konspirasi menjelaskan bahwa
Indonesia akan dijadikan boneka seperti Timur Tengah, indikasinya ketika ada
bom, Amerika
langsung melakukan warning,”
kata Masrur.
Selain dari sudut
pandang politik, pejabat Fakultas Ushuluddin dan Humaniora ini juga memaparkan
aksi teror dari segi agama, di mana isu sementara dari segala aksi teror tersebut
selalu mengatasnamakan agama. “Kita sebagai umat Islam, mengutuk keras aksi
terorisme. Umat Islam mengajarkan kedamaian dan kasih sayang, tapi karena ada sekelompok
orang yang berdakwah dengan radikal akhirnya mereka enggan masuk Islam”, tegasnya.
Ia menambahkan
bahwa aksi teror kali ini nampaknya
mengalami pergeseran
sasaran. “Semula
sasaran terpaku pada simbol-simbol ekonomi barat, seperti di Bali, hotel JW Marriot. Sedang
aksi teror kemarin setelah aksi bom di kedai milik orang Belanda, dilanjutkan pada pos
polisi.
Artinya, mereka tengah mengincar
musuh lokal. Karena banyak
intimidasi dari anggota polisi, ini bisa menjadi faktor aksi teror kemarin”, ungkap Masrur.
Ada beberapa solusi ditawarkan Masrur untuk mencegah terjadinya terorisme. Solusi yang paling utama adalah evaluasi pada berbagai system
keamanan. Kedua, pengaruh orang tua juga penting. Masrur
menyayangkan keamanan di
Indonesia. Telah terkuak, bahwa isu terorisme
kemarin adalah ulah Burhan Naim dan Maman. “Posisi Maman ada di penjara, di sana, dia bisa
mengendalikan gerakan di luar. Bahkan, di penjara dia bisa mendapatkan ilmu dan disebarkan ke anggota luar. Sungguh
ironisnya keamanan Negara ini, bagaimana mungkin Maman bisa memimpin gerakan terorisme dari dalam penjara”, pungkasnya.
(Syaifullah/Gigih)
KOMENTAR