Suasana diskusi Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI). Foto: Ipin/IDEA |
Solo, ideapers.com - Konflik
menjadi hal yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Mulai dari konflik diri,
orang perorangan, sampai pada konflik kelompok yang melibatkan agama, suku, ras
atau yang lainnya. Indonesia dipandang sebagai negara yang rentan dengan
konflik karena memiliki banyak suku bangsa, ras, etnis, budaya, dan agama
sebagai wujud kemajemukan bangsa.
"Konflik
pada mulanya merugikan, tapi ia akan menguntungkan jika bisa dikelola dengan
baik," kata Sekretaris Forum Persatuan Bangsa Indonesia (FPBI) Jawa Tengah
Pujho Rahayu Rizan dalam diskusi Fasilitasi Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia
(FPBI) Propinsi Jawa Tengah di Hotel Indah Plasa Solo, Senin, (15/09).
Pudjo
mengatakan, metode yang paling bagus untuk mengelola konflik ialah dengan
kepempinan yang berfokus pada komunikasi. Kepemimpinan diri mejadi langkah
paling dasar karena setiap orang pada dasarnya ialah pemimpin.
Pudjo
menegaskan, kepemimpinan bukan jabatan, tetapi lebih kepada tindakan. Metode
ini, lanjut Pudjo, harus dimulai dari diri sendiri dan dari hal hal sederhana.
"Tidak usah mentereng. Mari kita tutup kran di kamar mandi. Itu bagian dari kepemimpinan diri," Pudjo menyontohkan.
"Tidak usah mentereng. Mari kita tutup kran di kamar mandi. Itu bagian dari kepemimpinan diri," Pudjo menyontohkan.
Menurut Pudjo,
konflik diri merupakan konflik paling sulit karena ia tidak akan pernah
selesai.
"Berbeda kalau konflik dengan orang lain. Ketika seseorang itu tidak bertemu maka konflik selesai (tidak berlangsung)," tambahnya.
"Berbeda kalau konflik dengan orang lain. Ketika seseorang itu tidak bertemu maka konflik selesai (tidak berlangsung)," tambahnya.
FPBI
menggandeng Forum Persatuan Antar Etnis Nusantara (Forum Perantara) Jawa Tengah
agar menjaga kondusifitas masyarakat Indonesia khususnya di Jawa tengah.
Sebagai
informasi, Forum Perantara Jateng merupakan forum persaudaraan antar etnis di
seluruh Indonesia di Jawa tengah yang bertujuan untuk menjunjung kebhinnekaan
dan mencegah konflik, dimana, karena perbedaan etnis konflik seringkali muncul.
Ketua Forum
Perantara Ahwani Ad- dakhil mengatakan, penting untuk menjaga kondusifitas
karena sebentar lagi Indonesia khususnya Jawa Tengah akan melaksanakan
kontestasi politik yaitu pemilihahan kepala daerah.
Wakil Forum
Perantara Kresna Ombo menegaskan, bahwa forum perantara adalah forum
kekeluargaan yang tidak boleh ditunggangi kepentingan politik.
"Jika ini
sampai terjadi maka hanya ada dua opsi. Kita keluarkan itu orang atau kita
bubarkan Perantara," kata mahasiswa asal Sumba itu.
Acara yang
berlangsung selama dua hari itu, Senin-Selasa, (05-06/09), diikuti oleh 70
orang perwakilan dari Organisasi Kedaerahan (Orda) di Semarang dan Solo.
Pudjo berharap
kepada pesarta yang hadir dalam diskusi, agar memiliki nilai lebih khususnya
dalam kemimpinan sebagai solusi untuk mengelola konflik.
(Arifin/IDEA).
KOMENTAR