![]() |
Foto: Mahfudz |
Semarang-Ideapers.com-Senin (23/3),
kelompok teater UIN Walisongo yang terdiri dari teater Asa, Metafisis, Beta,
Wadas, dan Mimbar bersatu menyuarakan penolakan rencana pembangunan Trans
Studio di komplek Taman Budarya Raden Saleh (TBRS) dengan mengambil tema “TBRSku
Memanggil #Pagari TBRS”. Acara tersebut digelar di lapangan Fakultas Syari’ah
Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Aksi
penolakan disimbolkan dengan adegan teater yang diawali dengan upacara di depan gerbang kampus 3 yang dipimpin oleh Yazid sebagai pemeran Raden Saleh kemudian diikuti oleh
segenap peserta teater yang memakai pakaian adat daerah-daerah sebagai
representasi dari budaya Nusantara, kemudian melingkar melambangkan kesatuan
aksi kebudayaan Nusantara.
“Kami
sebagai komunitas penguri-nguri budaya dari UIN Walisongo, warga TBRS, dan
segenap warga semarang bersatu menolak tanpa syarat pembangunan Trans Studio di
kompleks TBRS”, terang Yazid
Muhammad
Muflihun, salah satu seniman kampus UIN Walisongo mengisyaratkan pihaknya
merasa benci sekalugus merasa berterima kasih atas adanya rencana pembangunan
Trans Studio di kompleks TBRS. Karena dengan adanya rencana pembangunan
tersebut, para seniman di kampus UIN Walisongo bersatu kembali untuk menolak
rencana yang bagi mereka sebagai perampasan secara paksa hak-hak mereka. Ia
menegaskan para seniman kampus UIN Walisongo Semarang siap mati untuk
mempertahankan TBRS.
“TBRS
adalah pusat kesenian orang Semarang. Di tempat itu pula sebagai wadah kesenian
bagi kaum seniman se-Semarang untuk berapresiasi, mengembangkan ilmu, dan
membangun jaringan. Jadi apabila TBRS ada yang mengusik, kami akan mempagarinya
hingga mati”, ujarnya.
Lebih jauh
lagi, Muflihun menjelaskan bahwa aksi penolakan tersebut tidak hanya untuk
menggagalkan upaya pembangunan Trans Studio, tapi acara tersebut juga untuk
mengajak dan menyadarkan segenap lapisan masyarakat khususnya para mahasiswa
untuk menyuarakan suara mereka “Iki low TBRS arep digusur, rasa ati
njenengan pripun? ( ini loh TBRS mau digusur, rasa hatimu bagaimana? Red. )”,
tegasnya. (Mahfud/Gigih)
KOMENTAR