Hasyim Muhammad (kanan) ketika memberikan penjelasan mengenai OPAK. (doc.Zaki) |
Semarang-IDEAPers.com-Rabu
(17/06), “Mari kita eratkan hubungan layaknya keluarga. Kalau ada masalah apapun,
mari diselesaikan bersama.” Begitulah inti pembicaraan Hasyim Muhammad, Wakil
Dekan bagian Kemahasiswaan Fakultas Ushuluddin (FU) IAIN Walisongo Semarang, dalam
acara sarasehan di Kantor Dekanat FU, Rabu (17/06).
Acara
yang difasilitasi oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Ushuluddin itu merupakan
bentuk sambung rasa (sharing) antara seluruh pejabat ‘kampus biru’
(FU-red), meliputi pejabat dekanat, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F),
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
“Acara ini dimaksudkan agar kita bisa ngobrol bareng dengan dekanat terkait
kaluh kesah dalam kegiatan. Juga nanti bisa disampaikan semua harapan dan
keinginan tiap-tiap lembaga kepada pihak dekanat,” tegas Zaimuddin, ketua SMF
Ushuluddin dalam sambutannya.
Sedangkan
Nasihun Amin, Dekan Fakultas Ushuluddin juga menekankan tentang pentingnya
acara sarasehan semacam ini. “forum ini menjadi ajang silaturrahim antara
mahasiswa dengan pejabat dekanat, terutama kemahasiswaan. Semua elemen kampus
sejatinya harus saling bersinergi satu sama lain,” papar Nasihun dalam
sambutannya.
Ia
juga menambahkan bahwa, sebenarnya pihak dekanat sudah berusaha sekuat mungkin
untuk memenuhi keinginan mahasiswa, salah satunya memaksimalkan pengadaan dan
penggunaan sarana dan prasarana di fakultas. “Selama ini, kami sudah berusaha
melayani dengan sekuat tenaga. Misalnya saja, pengadaan lapangan volley dan
juga peminjaman alat-alat musik yang sebelumnya berada di kantor dekanat. Semua
itu memang berhak dipakai oleh mahasiswa. Namun perlu dipahami, prosesnya agak
panjang, karena berurusan dengan birokrasi,” lanjutnya.
Karen
ini adalah acara sharing, maka ada sesi tanya jawab dan juga saling
tukar pikiran. Salah satunya Muqsith, Ketua BEM FU. Ia menanyakan tentang
kejelasan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) di tahun
ajaran mendatang (2014-2015). “Apa benar bahwa di OPAK berikutnya, akan fokus
kepada bidang akademik, sedangkan bidang kemahasiswaan dikurangi, misalnya saja
seperti UKM Expo?,” tegasnya saat bertanya ke pihak dekanat.
Dalam
tanggapannya, Hasyim menjelaskan bahwa, untuk teknis dalam OPAK sebenarnya
tidak menjadi masalah jika hal-hal urusan kemahasiswaan juga disampaikan. Namun,
yang ditekankan dalam aturan baru adalah, agar mahasiswa baru benar-benar dapat
memahami segala urusan akademik, meliputi cara pendaftaran (online), perwalian,
pengambilan mata kulian, daftar ulang, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar
tak ada lagi mahasiswa yang kebingungan, mengingat sistem akademik sekarang
sudah ‘serba on-line’.
Mengenai
harapan dan keinginan dari pihak dekanat, sebagaimana pemaparan Hasyim dan
Nasihun, yaitu agar bisa tercapai suasana kekeluargaan antara seluruh ‘warga’
Ushuluddin dan bisa saling bersinergi antar lembaga, baik kemahasiswaan maupun
dekanat. Hasyim juga sempat menyesalkan tentang salah satu pemberitaan miring
dalam beberapa berita di majalah IDEA maupun buletin el-Manhaj. “Saya itu
sebenarnya tidak tahu tentang berita PPL di el-Manhaj. Malah Pak Nasihun yang
kasih tahu saya. Ibarat, keluarga, maka ini adalah membuka aib keluarga sendiri
kepada orang lain. Apalagi, saya juga sekaligus pembina IDEA, maka, rasanya
seperti sakit hati,” jelasnya.
Menanggapi
hal itu, Pemimpin Umum (PU) IDEA, Faiqoh Rosita, menjelaskan bahwa, tulisan apapun
yang dibuat di dalam IDEA dan el-Manhaj merupakan aspirasi mahasiswa. “Kami
hanya menyalurkan aspirasi mahasiswa, tanpa ingin dan punya niat jahat untuk
menjelek-jelekkan atau menjatuhkan pihak fakultas,” tutur perempuan asal
Rembang itu. (Iin-IDEA)
KOMENTAR