Bertempat di pelataran
ma’had, kampus 2 Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Walisongo Semarang. Dihadiri sekitar 300 wali dari 320 santri ma’had
dimulai 08.30 hingga 15.00 WIB. Fitrotun
Nisa’, santri Ma’had menjelaskan “Acara tersebut diadakan setiap setahun sekali. Berkaitan dengan masa berlaku tinggal di ma’had yang hanya untuk setahun saja. Acara ini sangat inspiratif sekali, terutama untuk yang mempunyai talent dalam berbahasa arab dan inggris.”
Fadholan Musyafa’ selaku
Kiai ma’had, dalam sambutannya memaparkan, “Yang
terpenting dan harus dipegang itu ada tiga management: Management waktu, management
prioritas, dan management taqarrub
ilallah.”
Beliau menambahkan “Karena sepintar apapun seseorang, kalau tidak
mempunyai akhlak yang baik, tidak ada apa-apanya. Dan dengan akhlak yang baik, nantinya akan membantu
orang tersebut menjadi seorang yang berwawasan internasional dan berkarakter
lokal. Karena cara itu yang paling mabruk
fi ilmuka.”
Darori Amin, selaku Wakil
Rektor yang hadir dalam acara tersebut juga menuturkan ”Kalau kita ingin
berkeliling dunia, tingkatkan bahasa melalui toefl 550
dan itu sangat mudah. Selalu ingat tiga management yang diberikan bapak kiai Fadholan, meskipun sudah keluar dari ma’had.
Berapa pun kalian meminta uang. Lima belas juta sekalipun, kalian bisa keluar negeri asalkan dengan
persyaratan toefl mencapai 550. Bahkan, IAIN sendiri pun mempunyai banyak beasiswa. Salah satunya melalui DBLP.”
Sebelum digelarnya
acara akhirussanah, ma’had terlebih
dahulu mengadakan berbagai agenda dan perlombaan demi menyambut acara tahunan ini.
Kemudian piagam dan piala dari
berbagai cabang yang dilombakan diserahkan bersamaan dengan terselenggaranya
acara ini.
Wahidatun Ni’mah pengurus
ma’had asal Rembang bertutur, “Acara akhirussanah ini dilaksanakan demi meningkatkan bakat dan
mutu para santri ma’had melalui khitabah, debate, story telling dan selainnya yang bertujuan untuk
mengaplikasikan skill dari peserta agar dapat mengembangkan
dan mengetahui minat serta bakat para santri yang
terpendam.”
“Sebenarnya untuk bisa menetap di ma’had, kita tidak mensyaratkan santri untuk
menguasai bahasa arab dan inggris. Tetapi, kita masih bisa mempertahankan santri yang pandai dalam berbahasa arab ataupun inggris saja. Asalkan, mereka mempunyai akhlak
baik. Karena akhlak itu sebagai dasar dari pendidikan!”
Wahidatun Ni’mah menambahi.
Dalam acara tersebut, para wali dan santri ma’had terlihat antusias, sejak dimulainya perlombaaan dan penyeleksian. Tidak seperti tahun-tahun
kemarin yang baru mengikuti sebentar kemudian
pulang. Wali santri terlihat bangga menyaksikan putri-putri mereka
turut serta dalam berbagai agenda yang menggunakan bahasa arab atau
inggris yang
didapatkan dari pendidikan di ma’had. Dengan menampilkan bakat masing-masing santri itu, orang tua mengetahui hasil dari belajar anak mereka selama satu
tahun di Ma’had Al-Jami’ah
Walisongo. (Ulfa-IDEA)
KOMENTAR