IAIN-Idea News-Blandongan atau kajian kitab kuning ala pesantren masih ditemukan di Fakultas Ushuluddin IAIN
Walisongo Semarang. Kajian rutin yang dilaksanakan setiap Jum'at siang itu berlaku
untuk umum. Adapun kitab yang biasa dikaji adalah kitab Taisir Mushthalah
al-Hadis karya Dr. Mahmud bin Ahmad at-Thahani yang diampu langsung oleh Kepala
Jurusan (Kajur) Tasir Hadis Ahmad Musyafiq.
Namun, berbeda dengan sebelumnya, kajian rutin yang
dilaksanakan pada hari Jum'at (6/12), tidak seperti biasanya. Kajian kitab kuning ala pesantren diganti dengan bedah desertasi dengan
tema "Urgensi Sirah Nabawiyah Bagi Pemahaman Hadis Nabawi."
"Ini sekaligus latihan saya, sebagai persiapan
sidang untuk presentasi Disertasi saya yang insyallah akan berlangsung pada
hari selasa besok, dan anda semua bisa di bilang sebagai penguji saya untuk
persiapan itu," ujar Musyafiq selaku pembicara.
Acara yang bertempat di ruang sidang ushuludin
tersebut mengundang banyak perhatian. Puluhan mahasiswa dan beberapa dosen
memenuhi ruangan.
"Jumlah yang hadir itu pun belum saya tambahkan
dengan panitia, yang terdiri dari semua anggota KMP," kata Zenal Abidin
selaku ketua panitia dan sekaligus ketua Komunitas Mahasiswa Peneliti (KMP).
Musyafiq mengatakan, bedah desertasi itu tidak hanya
sebagai pemahaman terhadap suatu tingkatan hadis saja. "Bagaimanapun acara
ini berguna sebagai sarana kita untuk mengetahui dan meneladani akhlak Nabi
Muhammad SAW. Lebih lanjut, melalui mengetahui kisah perjalanan
hidupan-Nya," terangnya.
[Fahmi/IDEA]
KOMENTAR