Ramainya ORSENIK 2013 sudah hilang, tetapi masih menyisakan sekelumit permasalahan. |
NGALIYAN - Senin, (30/9)
Kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Penanggung Jawab (APJ) lomba ORSENIK 2013
telah melayangkan surat permohonan audiensi menuntut transparansi pengeluaran
anggaran dana ORSENIK 2013 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Hal ini
disampaikan oleh Muhammad Alimun Hakim selaku ketua aliansi.
“Dua hari yang lalu
surat itu telah saya berikan,” ujarnya ketika ditemui di studio musik
Metafisis, Rabu (02/9).
Surat itu berisi
beberapa fakta tentang anggaran dana lomba ORSENIK yang tidak berbanding lurus
dengan anggaran yang seharusnya dikeluarkan masing-masing cabang lomba.
Diantaranya, cabang lomba musikalisasi puisi yang hanya mendapat 250 ribu dari
anggaran kebutuhah sebesar 685 ribu. Paduan suara yang mengajukan anggaran sebesar
750 ribu, hanya mendapat 150 ribu.
PJ lomba debat Bahasa
Inggris, Nur Ahmad, mengaku, bahwa dari lomba debat bahasa inggris juga terjadi
demikian. Ia mengatakan cabang lomba bahasa Inggris mengajukan dana 100 ribu, tetapi
dana yang keluar baru 50 ribu.
“Yang saya tahu juga
cabang lomba debat bahasa arab juga sama, baru mendapat dana 50 ribu dari
anggaran 100 ribu,” katanya.
Anggaran dana ORSENIK
sebagaimana disampaikan saat breafing antar penanggung jawab lomba September
yang lalu sebesar 9 juta rupiah.
Ketua ORSENIK Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang Muhammad Rosyid saat dikonfirmasi di depan
ruang dekan Fakultas Ushuluddin, Rabu (02/10), mengaku tidak tahu-menahu soal
anggaran dana ORSENIK. Ia mengatakan, bahwa anggaran dana ORSENIK 2013 selama ini
memang dihandle oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
“Selama orsenik saya memang
merasa linglung. Bahkan bendahara saya juga tidak tahu terkait dana
itu,”katanya
Ketika dikonfirmasi,
Nila, presiden BEM Fakultas Ushuluddin membenarkan perkataan Rosyid perihal
penanggungjawab dana ORSENIK. Tidak hanya di Ushuluddin, penanggungjawab dana
ORSENIK di fakultas lain pun diserahkan pada BEM masing-masing. "Dananya
juga sudah saya serahkan bendahara dan yang membelanjakan adalah Fitroh dan
Daris. Kalau tidak tahu, mungkin ada miss komunikasi,” ungkapnya di sela-sela
Sidang Pleno lembaga, Selasa (2/10).
Menanggapi surat
permohonan audensi itu, Rosyid merencanakan akan melaksanakannya setelah acara
studi Ilmiah yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2013 mendatang. Dalam audensi tersebut, lanjut Rosyid, ia juga akan
melibatkan Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) sebagai badan resmi di fakultas
Ushuluddin “Kalau tidak begitu nanti saya kurang kuat,” katanya.
Nila sendiri juga
belum bisa memberi banyak tanggapan terkait surat permohonan itu. “Itu belum
jelas. Dalam surat itu saja baru ada satu cabang lomba yang tanda tangan. Mungkin
juga ada maksud provokatif. Setelah sidang pleno baru ada keputusan,” tegasnya.
[Arifin-Adib]
KOMENTAR