Ulya menyebutkan beberapa media pembelajaran yang digunakan ketika daring, seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, dan WhatsApp. Namun aplikasi Zoom Meeting yang paling banyak menguras kuota.
"Sehari bisa 3 sampai 4 mata kuliah. Beli kuotanya yang 30 hari, tapi kadang sudah habis dan harus beli lagi," ujarnya kepada kru IDEAPERS.COM via WhatsApp, Sabtu (04/09/21).
Mahasiswi empat bersaudara ini menambahkan, terdapat kendala dalam pembelian kuota internet. Pasalnya hanya ibunya saja yang bekerja memenuhi kebutuhan. Belum lagi, adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar juga membutuhkan paket data guna sekolah daring.
"Ya harus irit. Kalau nggak ada kuota kan nggak bisa ikut kuliah," imbuhnya.
Sementara itu, Arina Mana Sikkana, mahasiswa jurusan Ekonomi Islam mengatakan, pembelian kuota internet menjadi kendala tersendiri karena terdapat kebutuhan lain. Untuk dapat mengikuti kuliah daring, ia bahkan meminta hotspot dari kakaknya.
"Sekarang kan semua butuh kuota, kadang ya minta hotspot sama kakakku kalau nggak minta sama saudaraku itu aja sih ya semaksimal mungkin diusahain, gimana caranya buat itu bisa join join di kelas," sebut mahasiswa asal Kendal ketika diwawancarai via WhatsApp, Minggu (29/08/21).
Maya Ika Trisnawati, mahasiswa baru jurusan Ilmu Hukum menilai, kebutuhan kuota internet dalam pelaksanaan kuliah online sangat urgen. Ia berharap, kampus memberikan bantuan kuota internet agar tidak selalu menggunakan kuota mandiri.
"Jika kita menggunakan kuota sendiri yang yang pasti tentunya harus ada pengurangan UKT, karena kita juga tidak memakai fasilitas dari kampus," ungkapnya. [Rep. Amirudin, Aulia, Yogi/ Red. AM]
KOMENTAR