![]() |
gambar: teqnoforia.com |
Dalam bersosialisasi di dunia maya, tentunya banyak terjadi interaksi antara individu atau kelompok, sehingga kita tidak dapat menghindari adanya komentar negatif, pelecehan verbal, maupun bullying. Untuk mengurangi bullying, Twitter berencana membatasi jumlah reply.
Seperti yang telah disampaikan oleh Suzanne Xie, selaku Director of Product Management Twitter, dalam acara CES (Costumer Electronics Show) 2020 di Las Vegas, AS, Rabu (8/1). Twitter berencana meluncurkan fitur baru. Pengguna Twitter bisa mengontrol atau membatasi siapa saja yang bisa membalas (reply) dari sebuah kicauan (tweet) yang diunggah. Fitur tersebut muncul dalam pengaturan ‘Conversation Participants’ di jendela ‘Compose’.
Ketika pengguna akan mengunggah sebuah kicauan, nantinya muncul menu untuk menunjukkan siapa saja yang bisa membalas kicauan tersebut. Pengaturan yang bisa dipilih ada empat yaitu Global, Group, Panel, dan Statement.
Pengaturan ‘Global’ berarti pengguna mengizinkan siapapun untuk membalas kicauan. Adapun pilihan ‘Group’ artinya, hanya orang yang diikuti dan di-mention yang bisa membalas kicauan. Opsi ‘Panel’ hanya mengizinkan orang yang di-mention untuk bisa membalas kicauan. Sedangkan ‘Statement’ (Pernyataan) tidak mengizinkan siapapun untuk membalas tweet tersebut.
Walaupun opsi reply dibatasi, pengguna Twitter masih dapat menggunakan fitur quote atau retweet With Quote, dengan begitu pengguna dapat membantah atau menyanggah tweet yang tidak bisa di-reply karena fitur baru tersebut.
Adapun uji coba penggunaan fitur ini akan dilakukan pada kuartal pertama tahun 2020. Dalam masa uji coba, Twitter juga akan mengawasi fitur Retweet With Coment agar tidak disalahkan sebagai celah untuk berkomentar negatif, maupun bullying. Jika uji coba telah terselesaikan tanpa kendala, fitur ini akan diluncurkan untuk semua pengguna Twitter di tahun 2020. [Alfi]
KOMENTAR