![]() |
Segenap pimpinan UIN Walisongo Semarang hadiri pembukaan PBAK 2019 di Lapangan Utama Kampus III, Senin (19/08/19) |
Syukron mengatakan, tema tersebut diambil karena waktu pelaksanaan PBAK berdekaatan dengan momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus kemarin. Selain itu, kata Syukron, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terciptanya tema tersebut. Pertama, mengenai Hak Asasi Manusia. Kedua, pembungkaman aspirasi mahasiswa oleh pimpinan dan pejabat pemerintahan.
"Kita tahu, negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum adalah pokok negara Indonesia yang mampu menjadikan Indonesia berdaulat, berkemajuan, adil dan makmur. Dan juga hukum sekarang menjadi algojo. Yang mana bisa kita lihat apakah hukum di negara kita sudah adilkah penegakan hukum, penegakan keadilan di negeri ini?" ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kebebasan berekspresi di Indonesia sudah dibatasi. Padahal, negara ini adalah negara demokrasi yang mempersilakan masyarakatnya untuk berekspresi.
"Hari ini kebebasan berekspresi dibatasi. Kesenangan kita sekarang semua diatur oleh undang-undang dasar," tambahnya.
Selanjutnya, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan itu mengajak mahasiswa baru (Maba) 2019 untuk mengingat para pejuang keadilan seperti Marsinah dan Wiji Tukul. Ia berharap, Maba 2019 mampu menjadi mahasiswa yang unggul dan berani memperjuangkan kebenaran.
"Saya harap dari mahasiswa baru 2019 minimal 10, kalau bisa lebih menjadi mahasiswa yang unggul, berani dan peka terhadap hal-hal sosial," jelasnya. [Rep. Fine/ Red. Mahfud]
KOMENTAR