
Pernahkah kamu berpikir "kenapa aku hidup?", "siapa aku sebenarnya?", "untuk siapa aku hidup?" Semua pertanyaan itu bersifat tidak bisa dijawab langsung. Untuk bisa menjawabnya membutuhkan cara berpikir logis. Mahasiswa jurusan filsafat tentu tidak asing dengan pertanyaan-pertanyaan di atas. Mereka terbiasa mengajukan pertanyaan mendasar yang membuat mereka memiliki cara berpikir berbeda dengan kebanyakan orang. Tertarik untuk belajar filsafat? Berikut lima alasan mengapa kamu harus belajar filsafat.
1. Mengasah Nalar Kritis
Belajar filsafat akan membentuk pemikiran diplomatis yang meningkatkan nilai kepekaan terhadap keadaan sekitar. Wawasan luas akan membuatmu terampil dan menguasai berbagai bidang sekaligus. Filsafat mampu mengubah pemikiran apatis menjadi kritis serta mempertahankan dan mengembangkan gagasan secara sehat. Mengedepankan nalar kritis tanpa adanya otoritas yang mengintervensi.
2. Berpikir Independen
Selain itu, berpikir filosofis akan membentuk pemikiran terbuka dengan mengambil jalan tengah agar tidak ada pihak yang dirugikan. Berpikir independen akan membuatmu melangkah lebih jauh dan tidak hidup berdasarkan pemikiran orang lain. Kamu memiliki prinsip dan idealisme sendiri yang membuat hidupmu lebih sistematis.
3. Menjadi Pribadi yang Tidak Kaku
Tak heran jika kebanyakan mahasiswa jurusan filsafat tidak menyukai formalitas. Mereka cenderung lebih fleksibel dan tidak kaku dalam menyikapi suatu permasalahan. Hal ini akan membuatmu memiliki kemauan untuk mencoba hal baru. Karena merasa tidak terikat dengan ide-ide lama, kamu bisa menggantinya dengan ide-ide yang lebih kreatif.
4. Skeptis (Meragukan Segala Hal)
Skeptis bukan berarti ragu dalam mengambil suatu keputusan, melainkan meragukan segala informasi yang ia dapatkan. Setelah belajar filsafat kamu akan terbiasa memverifikasi informasi yang kamu dapatkan. Sehingga kamu bisa menilai seberapa penting dan bermanfaat informasi yang kamu dapatkan. Kamu tidak akan mudah percaya begitu saja dengan apa yang ada, sebelum kau bisa menemukan kebenaran itu sendiri disertai data yang valid.
5. Tidak Normatif
Seseorang yang belajar filsafat tidak mendikotomikan segala sesuatu menjadi dua sisi normatif. Antara hitam atau putih, maupun benar atau salah. Selalu ada alternatif jawaban ketiga, keempat, dan seterusnya. Sehingga tidak heran jika seorang yang memiliki keluasan berpikir mendapatkan pertanyaan yang sama dari beberapa orang, maka ia akan menawarkan jawaban berbeda. Menyesuaikan dengan konteks masing-masing.
Filsafat memang berkaitan erat dengan metode dan cara berpikir. Jadi persiapkan pikiranmu sebelum mencerna pemikiran-pemikiran filosofis yang bagi sebagian orang dianggap nyeleneh dan membingungkan. Masih tertarik belajar filsafat?
Komponen penting dalam kehidupan adalah berfilsafat. Mampu menyeimbangkan seluruh komponen kehidupan yang ada. mari belajar filsafat.
[Firda]
KOMENTAR