Sajak: oleh Abu Fadhol
Tuhan tak punya nama.
Manusia yang menamainya.
Tuhan tak punya bahasa. Bahasa manusia yang digunakannya.
Tuhan tak pernah marah. Manusia yang selalu marah atas nama Nya.
Tuhan dimanusiakan manusia dengan dibela.
Tuhan tak punya bahasa. Bahasa manusia yang digunakannya.
Tuhan tak pernah marah. Manusia yang selalu marah atas nama Nya.
Tuhan dimanusiakan manusia dengan dibela.
Manusia yang bosan dengan Tuhan besar, berselingkuh dengan tuhan kecil.
Tuhan tak punya rupa, cinta kepadanya tak sama cinta kepada wanita.
Janji politisi seperti janji Tuhan. Tapi janji Tuhan bukan janji politisi.
Organisasi Tuhan bernama Agama. Memiliki misi, konstitusi dan pedoman perkaderan manusia.
Nietchzche bilang Tuhan telah mati. Kita bilang Tuhan itu abadi.
Tuhan punya banyak konsep, tapi tetap satu substansi.
Tuhan zat abstrak yang diimani lewat Filsafat. Manusia berdebat, Tuhan hanya melihat.
Tuhan, kamu punya banyak cerita. Aku tak tau mana kebenarannya.
Manusia terlalu banyak berasumsi. Engkau sendiri tak mau turun untuk sekedar klarifikasi.
Wakilmu di bumi, si Rasul dan si Nabi, terlalu cepat mati.
Melahirkan seribu pertanyaan tak terjawab di kemudian hari. Jika perbedaan kau lahirkan dari ketidaktahuan dan ketidakpastian ini.
Salahkah bila manusia mencari
jawaban dan kepastian sendiri?
Tanpa intervensi dari sebuah hegemoni.
Tuhan, ku mohon engkau bicara sekali lagi. Jangan membisu saat manusia terlalu lama menanti.
KOMENTAR