NGALIYAN-IDEA News- "Media itu membentuk opini publik” demikian salah satu komentar dari Dra.
Hj Siti Solikhati, MA. sebagai salah satu pembicara dalam acara diskusi publik
yang diadakan oleh LPM IDEA Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, jum’at
(27/9). Acara tersebut terselenggara atas kerjasama
LPM IDEA dan Forum TEMPO Jateng.
Dalam diskusi yang bertajuk “Politik
dan Media Massa: Menelisik Media Sebagai
Alat Politik”, dosen komunikasi
di fakultas Dakwah dan Komuikasi IAIN Walisongo itu menuturkan beberapa poin pembahasannya terkait media massa. Di
antaranya, media massa sebagai kepanjangan
alat indera manusia, komunitas
media massa, keuniversalitasan media massa dan media massa dan political branding.
“Secara teoritis media massa
memiliki kekuatan untuk menggiring opini publik melalui peran fungsionalnya
sebagai alat informasi, edukasi, persuasi, hiburan, dan pengawasan sosial.
Namun praktisnya dalam dunia politik, media massa tidak hanya digunakan untuk
menggiring opini publik, tetapi juga digunakan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing pihak yang berkepentingan. Semisal dalam melakukan political branding”ujarnya di degung Pusat
Bahasa dan Budaya IAIN Walisongo Semarang.
Lebih Lanjut ia mengatakan, bahwa media
massa sudah kehilangan salah satu karakter pentingnya yaitu “universal” dalam
menyajikan informasi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pemilik modal. Semisal kampanye yang disiarkan
berkali-kali dalam media yang membuat sebagian orang justeru risih melihatnya.
Pembicara lain Muhammad Saronji mengatakan, bahwa
siapa yang menguasai informasi publik, dia akan memenangkan opini publik. Ia dengan jelas mencontohkan, dalam lingkup jawa
tengah, tentang kekalahan Bibit Waluyo dalam Pemilihan Gubernur
(Pilgub) Jawa Tengah. Hal ini karena ia tidak bisa memainkan
informasi publik (gaptek).
“Jika pas, dalam
memanfaatkan ada campur tangan media, maka dampaknya akan sangat
positif. Namun jika salah, justeru akan jadi sebuah bumerang” tegas pembicara dari Persatuan Wartawan Indoensia itu.
KOMENTAR