Ahmad Zakaria (kanan) ketika berorasi. |
IAIN Walisongo-ideapers.com-Kamis (18/09), Tepat pukul 12:00 WIB, puluhan aktifis yang tergabung
dalam ALIM (Aliansi Mahasiswa) IAIN Walisongo Semarang, menggelar aksi di depan
Kampus III. Aksi itu dilaksanakan sebagai bentuk penolakan terhadap
Permendikbud (Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) No. 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Koordinator aksi, Adib Islahuddin menjelaskan dalam
orasinya, bahwa dengan adanya keputusan dari permendikbud yang berisi tentang batas kelulusan mahasiswa (hanya sampai semester 10
saja), tentu
akan menghambat perkembangan para mahasiswa. “Permendikbud ini akan menghambat perkembangan mahasiswa.
Mereka hanya
akan menjadi sebuah mesin ketik
yang handal, yang hanya pintar ngetik,
namun minim akan pengalaman dan pengetahuan luar,” jelasnya.
Gering, sapaan akrab Adib, juga menambahkan, ketika keputusan
tersebut dilaksanakan, para mahasiswa akan terus mengejar nilai, sehingga
mereka akan meninggalkan dunia aktifis.
“Kegiatan ekstra akan jadi
sepi dan mereka menjadi lupa untuk mengawal kebijakan pemerintah. Padahal pengawalan
ini berfungsi untuk
membela kemajuan bangsa dan rakyatnya,” tandas mahasiswa jurusan Tafsir-Hadits.
Penolakan terhadap Permendikbud No.49 Tahun 2014 juga diungkapkan oleh Umar Said Burhanudin, salah seorang
peserta aksi dalam orasinya,
bahwa keputusan Muhammad Nuh tersebut akan
menambah penderitaan bagi rakyat nantinya. Para sarjana hanya akan
pandai intelektualnya namun bodoh dalam memperjuangkan rakyat.
“Kami
atas nama aliansi mahasiswa menolak kebijakan baru yang dibuat oleh M. Nuh,
mahasiswa akan jadi mesin ketik yang pandai di kampus saja.” tegas Umar Said
Burhanudin.
Hal sama juga diteriakkan Gering. “Saya, atas nama seluruh
Mahasiswa, dengan tegas menolak keputusan tersebut yang hanya akan menambah
para generasi koruptor dan penindas rakyat.”
Ahmad
Zakariya, salah seorang peserta
aksi, dalam
orasinya mengajak para mahasiswa baru angkatan 2014 agar bisa bergabung bersama-sama,
menolak kebijakan M. Nuh, yang
hanya merupakan program ‘pembodohan’
bagi
mereka.
“Mari
bersama-sama kita tolak Permendikbud
No. 49 Tahun 2014 yang mengharuskan
mahasiswa lulus maksimal semester 10. Karena itu menjadikan mahasiswa apatis
dan sibuk dan tidak ada waktu untuk mengawal kebijakan pemerintahan, hanya
terfokus pada kuliah.” [Rozikan-IDEA]
KOMENTAR