Moment Bulan Ramadhan, Ajang untuk Rekonsiliasi Pasca Pemilu 2024

(Sumber: Nuonline)

Semarang, IDEAPERS.COM - Bulan Ramadhan kali ini tepat pasca Pemilihan Umum (Pemilu 2024), Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniroa (FUHum) Mohammad Masrur mengajak civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang untuk mempererat hubungan persaudaraan kembali pasca Pemilu 2024. 

Menurutnya Pemilu 2024 kemarin terdapat berbagai varian kelompok, hal itu disebabkan perbedaan pilihan dan pandangan dari masing-masing pendukung, ditambah situasi sosial politik pasca pelaksanaan Pemilu masih terasa ada kesenjangan dari masing-masing pendukung. Salah satunya perbedaan pendapat dalam cara pandang.

Bertepatan memasuki puasa ramadhan, ia mengajak seluruh civitas akademik baik dosen maupun mahasiswa UIN Walisongo untuk rekonsiliasi ulang dalam hubungan sesama saudara, menurutnya semua memiliki peran masing-masing dalam menjaga hubungan persaudaraan.       

"Puasa ramadhan tahun ini kita lakukan dalam situasi sosial politik bangsa indonesia habis melaksanakan pemilu, oleh karena itu moment ramadhan kali ini saya kira kita jadikan moment untuk segera melakukan rekonsiliasi kembali," terangnya masrur saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM, Senin (11/3/24). 

Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Mohammad Masrur ketika usai diwawancarai oleh Kru IDEAPERS.COM

Dia juga menyinggung Pemilu kali ini, menurutnya moment Pemilu merupakan sebuah ajang kompetisi untuk mencari pemimpin yang layak untuk memimpin bangsa kedepan, sehingga ketika Pemilu selesai sudah saatnya untuk saling menerima dan menyatukan kembali persaudaraan. 

"Karena yang namanya kompetisi itu kan gak samuanya menang kalo semuanya menang ya bukan kompetisi, pemilu itu kan kompetisi yang hanya satu, satu calon satu pasangan, cuma yang dua pasangan pasti kalah kan, ya orang siap-nya hanya menang tidak siap kalah," ujar anggota Senat UIN Walisongo Semarang.

Dosen prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir tersebut juga berharap, memasuki bulan Ramadhan sebagai pendukung masing-masing kelompok ketika sudah dinyatakan pemenangnya diharapkan bisa untuk saling menerima dan intropeksi diri. 

"Harusnya pihak yang menang pun jangan jumowo (red: sombong) bahasa jawanya jangan kemudian sombong diri, lalu pihak yang kalah pun juga lalu kemdudian mengatakan yang menang itu melakukan kecurangan, kan sama-sama legowo (red: menerima) bisa tertata kembali kita bisa kedepan memikirkan," pungkas masrur. (Rep/Red.Z)