Soedjatmoko Mangoendiningrat seorang yang akrab disapa Bung Koko merupakan intelektual indonesia. Melalui pemikiranya melahirkan karya-karya yang fenomenal, bahkan sampai sekarang pemikiranya masih banyak dikaji oleh para akademisi.
Saat masa kepemimpinan Soekarno, pada tahun 1947 Ia dikirim untuk mewakili Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat. Dirinya sempat menjadi dosen di Universitas Cornell di New York selama dua tahun.
Soedjatmoko merupakan pemikir yang berkembang lintas zaman, dalam masa mudanya sering dikirim ke Eropa untuk menjalin hubungan diplomatik, dalam kesempatanya ia menyempatkan untuk mengunjungi berbagai lembaga pendidikan, tentunya hal itu sangat berpengaruh besar terhadap pemikiranya.
Humanisme Pendidikan
Bagi seorang Soedjatmoko apa yang dikatakan tentang pendidikan, yakni upaya menyadarkan manusia untuk tumbuh dan berefleksi terhadap tantangan arus globalisasi. Jika orientasi sebuah pendidikan hanya terpaku dalam tujuan dan tidak ada impact yang begitu signifikan terhadap perkembangan manusia, maka pendidikan itu belum bisa dikatakan merubah eksistenti ditengah arus globalisasi.
Menurut Soedjatmoko, sebuah keniscayaan ketika negara tidak memiliki kualitas pendidikan yang mapan. Dirinya sangat yakin, bahwa pengharapan sebuah peradaban bisa melalui alternatif pendidikan, keyakinan itu didapat ketika dirinya mengamati peradaban di belahan dunia Eropa.
Soedjatmoko sangat mengetahui akan tantangan kedepan bangsa Indonesia, dalam perenungannya sebuah pendidikan merupakan sebuah proses yang tiada ujung, artinya dalam pendidikan tidak membatasi dalam pencarian penyelarasan dalam perubahan zaman.
Hal itu ia dapatkan ketika bersentuhan dengan budaya pendidikan Eropa, sehingga produk-produk budaya yang ada saat itu direnungkan kembali oleh Soedjatmoko sebagai sumbangsih konsep pendidikan di Indonesia.
Tantangan setiap zaman pasti berbeda-beda, begitupun ketika Soedjatmoko melihat realitas pendidikan di Indonesia, disaat berbagai negara sudah mempersiapkan kemajuan, Indonesia masih diambang ketertinggalan dari bangsa Eropa. Secara pendidikan pun Indonesia masih belum menumkan konsep yang pasti.
Ia dikenal sebagai pemikir yang memiliki karakter menciptakan sebuah lompatan besar, Soedjatmoko sangat kental dengan nuansa antisipatoris dimana sebuah pendidikan tidak hanya sekedar berfokus pada tujuan. konsep yang ia gunakan lebih mementingkan aspek mempersiapkan dari berbagai tantangan hingga bisa keluar dari kungkungan.
Dalam proyeksi pemikiranya, aspek yang lebih penting lagi
menurutnya proses pendidikan yang humanis. Sebab, sebuah konsep pendidikan yang
kokoh memberikan kesempatan untuk menikmati proses dengan arus globalisasi.
Dengan begitu, seorang terdidik tidak akan bisa terlepas dari fitrahnya dan itu
menyebabkan dehumanisasi.
Kiranya seperti itu konsep pendidikan yang dipikirkan oleh Soedjatmoko. Yang mana dunia pendidikanlah yang mampu menciptakan ruang belajar
secara kolektif.
KOMENTAR