[Puisi] Aku Pasrah Padamu

Seratus dalil undang-undang mu tak lebih baik ketimbang angopku malam ini

Tak peduli, siapa yang terpilih, siapa yang dilantik

Pada akhirnya, besok pun kami harus cari makan sendiri

Membosankan jika harus memikirkan mereka yang kenyang dari pajak kami

--

Baca Juga:  [Puisi] Aksara

Aku tidak peduli tentang mereka

Tanggul jebol, sawah bak kolam renang, bahkan harga beras melonjak tak mengganggu mereka

Kami tak butuh mantra-mantra yang kau sihir kan setiap kali layar kaca itu berbicara

Ataupun janji-janji yang kian hari kian lucu, lebih lucu dari angka dua puluh lima

Aku tidak peduli tentang mereka

Sekarung beras tak cukup untuk membuat kami keluar dari kemelaratan, apalagi kadang salah alamat

Kartu ini, kartu itu, dan kartu lain-lainnya tak bisa membuat kami sejahtera

Apakah dengan membuat perut kami kenyang sebagai bentuk pembungkaman?

--

Baca Juga: [Puisi] Tidak harus bersuara

Aku tidak peduli tentang mereka

Yang omonganya mengawang-awang ditumpukkan sampah janji manis

Tak perlu memikirkan kami, sudah sejak  dulu kami hidup dari sisa-sisa tanah kami, itupun kalau gak dirampas

Kami cuman mau tidur dengan pulas, tak bingung besok makan apa, utang-utang kami lunas, ya sesederhana itu merdeka dalam benak kami.

[Rifky Adi, Demak 2024]