KISAH mistis bertemu dengan hantu pocong ini dialami Diyaul Wahid, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya bertemu hantu menyeramkan itu di sekitaran pohon pisang belakang Masjid Al Fitrah Kampus dua UIN Walisongo.
Kejadian yang membuat merinding ini terjadi pada musim liburan semester tahun 2017 lalu, bermula saat Ziya sapaan akrab Diyaul Wahid pergi ke kampus untuk menumpang layanan wifi kampus.
Seperti biasa, ia pergi ke kampus sendirian tanpa ditemani sahabat ataupun teman satu kontrakannya. Ia memilih sekitaran gedung E FUHum untuk berselancar mendownload sejumlah keperluan.
Karena memasuki masa liburan, sekitaran gedung E dan F malam itu menjadi sepi. Tidak ditemui mahasiswa lain yang biasa memanfaatkan wifi kampus. Teater Metafisis yang biasanya latihan juga tidak ada sehingga menjadikan suasana malam itu kosong tidak berperan.
"Biasanya sih, ada anak Metafisis latihan, namun waktu itu anak-anak Metafisis nggak latihan sebab ada job, jadinya sepi," kata Ziya baru-baru ini.
Selama menikmati wifi, ia merasa biasa tidak ada hal yang aneh-aneh. Hingga jarum jam menunjukan pukul 22.00 WIB dan puas menggunakan wifi, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
Ketika pulang inilah ia baru merasa ada yang janggal. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan tengkuknya terasa berat. Namun ia beranggapan itu mungkin akibat gejala penyakit darah rendahnya yang kambuh, sehingga dianggap masih wajar-wajar saja.
"Sampai saat saya mau naik sepeda motor yang aku parkir di depan gedung E, samping air mancur, sekelibat ada kaya bayangan orang jatuh di sekitar belakang masjid. Karena lampu belakang masjid remang-remang cahayanya, jadi reflek aku samperin buat memastikannya," ucapnya.
Saat memastikan ini lah ia merasa ada yang aneh kembali, angin lembut tiba-tiba terasa ditengkuknya dan terasa sedikit panas. Meski merasa aneh, ia tetap berjalan ke belakang masjid. Sesampainya di belakang masjid dan melihat-lihat dengan jelas ia tidak mendapati apa-apa, padahal ia yakin sebelumnya ada yang seakan-akan jatuh.
Usai tidak menemukan apa-apa, lantas ia kembali untuk mengambil sepeda motornya, namun motor yang tadinya bisa menyala tiba-tiba mati. Perasaannya pun makin tidak tenang dan kian menjadi-jadi.
"Tahu kalau ternyata tidak ada apa-apa, otomatis saya balik ke motor buat balik. Namun anehnya motor yang saya naikin tadi bisa hidup, tiba-tiba ngadat. Jadi saya dorong tuh motor. Dan ketika nurunin dari jalan gedung E sampai kantin, saya lihat dari kaca sepion kanan, ternyata ada pocong yang kayak bikin gesture ngangguk-ngangguk," jelasnya.
Mengetahui apa yang dilihatnya benar-benar pocong ia pun berhenti seketika. Ia pun memberanikan diri untuk melihatnya dengan jelas dan ternyata benar, perasaan anehnya terjawab sudah bertemu pocong di sekitaran pohon pisang belakang masjid itu.
"Nah, ketika tahu bahwa si penguntit tuh macam lontong pake daun jagung kering, saya berhenti. Motorku tak jagang, saya lihatin tuh demit. Agak biasa juga soalnya lihat saudara tua seperti Pocong itu, jadi kagetnya enggak terlalu, tapi merindingnya masih terlalu. Saya lihatin terus sampai saya lihat dia seolah-olah masuk ke pohon pisang itu," ungkapnya.
Selang beberapa waktu sambil terasa merinding di mana-mana, ia menunggu dan memastikan Pocong tersebut tidak mengganggunya lagi. Ia pun kembali menuntun sepeda motornya dan lanjut pulang karena malam kian larut.
"Habis mastiin pocong sudah enggak ganggu, motor masih saya dorong hingga depan masjid. Buka Handphone sudah pukul 10 malam lebih. Saya pun sampai-sampai diomelin satpam, karena tadi sempat ketemu saya waktu muter-muter patroli. Akhirnya pun kuceritain to kejadian tadi. Eh, dia juga pernah diganggu di tempat serupa," terangnya.
Usai dijelaskan, satpam kampus dua itu lantas menerima dan membantu menyalakan sepeda motornya. Alhasil motor itu bisa menyala sehingga bisa pulang meski masih tidak tenang karena sempat diganggu pocong.
"Habis itu dah, motor akhirnya bisa hidup, setelah coba dinyalakan berulang kali dibantu sama Satpam. Pukul 22.30 an baru bisa keluar kampus," jelasnya. [Agung Prayoga]
KOMENTAR