Isyqi Amaliyah (21) |
Tidak semua orang dapat begitu mudah percaya kepada orang lain, apalagi ketika mempercayakan dalam menjaga sebuah rahasia. Setiap orang tentu memiliki masalah atau beban pribadi, yang mana pula sangat membutuhkan orang lain untuk dibagikan kepada orang lain agar tidak stres dipikir sendiri.
Isyqi Amaliyah, Mahasiswi cantik kelahiran kota Bahari Tegal, 12 Februari 1995 ini seringkali dipercayai orang-orang disekelilingnya untuk menjadi luapan beban. Tentu, mendengarkan curhatan orang lain tidaklah mudah. Karena ia akan ikut kepikiran. Namun baginya, Adanya kita di dunia ini adalah saling berbagi, bermanfaat dengan sesama dan itu bagian dari ibadah.
"Bermanfaat, berbagi pengalaman dan kebahagiaan kan juga bagian dari ibadah" Ungkap gadis yang senang mendengarkan lagu India dan memfavoritkan pantai sebagai destinasi wisatanya.
Isyqi bercerita bahwa ia merasa cukup bahagia ketika ada orang yang curhat kepadanya. Lebih lagi, ia dapat sedikit memberi solusi bagi mereka yang sedang bersedih dan gelisah. Menurutnya, ada banyak pelajaran yang dapat diambil. Mahasiswi Jurusan Tadris Bahasa Inggris angkatan 2013 UIN Walisongo Semarang ini memang pribadi yang supel namun cukup tertutup, baik dan penyayang kepada teman-temannya. Sehingga ia memiliki banyak teman yang juga bisa dipercayainya.
"Alhamdulillah, aku memiliki teman-teman yang baik dan bisa dipercaya. Jadi ndak begitu khawatir kalau mau curhat." Imbuhnya.
Ia yang memiliki cita-cita menjadi seorang wanita hebat kelak, memang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain di sekitarnya. Bermanfaat bagi sesama di saat banyak orang membutuhkan perhatian dan solusi karena stres. Ia yang senang membaca al-Qur'an ini telah tiga tahun tinggal di Ma'had UIN Walisongo dan aktif berkegiatan di sana bersama ratusan mahasiswa yang sangat menyayanginya sebelum kini ia harus pindah tempat demi fokus mengerjakan skripsi.
Selain seorang yang supel, perhatian dan senang berbagi. Isyqi memiliki prestasi yang cukup membanggakan keluarganya. Ia pernah menjadi bintang kelas dari kelas satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas tiga SMA. Ia juga pernah mendapat juara Fahmil Qur'an tingkat provinsi.
"Semua yang telah kita lakukan akan menjadi indah, jika memaknainya sebagai ibadah," jelas gadis berparas cantik yang tengah fokus menyelesaikan tugas akhir ini. [Rzk/k].
KOMENTAR